Ketua ISNU Tanah Datar ajak warga NU Sumbar untuk bangkit

id NU, akhyar hanif, sumbar

Ketua ISNU Tanah Datar ajak warga NU Sumbar untuk bangkit

Dr. Akhyar Hanif, MA Mantan Direktur Pascarjana IAIN Batusangkar, Mantan Wakil Ketua LAKPESDAM NU Sumbar, Ketua Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama (ISNU) Tanah Datar. (Ist)

Padang (ANTARA) - Ketua Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Kabupaten Tanah Datar Akhyar Hanif mengajak warga NU Provinsi Sumatera Barat untuk bangkit karena organisasi ini sudah memasuki usia yang ke-94 tahun versi masehi.

Di usia yang tidak mudah lagi, peran NU mulai dari mendirikan, menjaga hingga membangun negara dan bangsa mendapat apresiasi sekaligus harapan dari berbagai kalangan.

Hal ini disampaikan Ketua Ikatan Sarjana NU (ISNU) Tanah Datar Dr. Akhyar Hanif mengucapkan Selamat Hari Lahir Nahdhatul Ulama yang ke--94, seperti dalam rilis diterima, Jumat.

Momentum hari lahir tahun ini Dr. Akhyar Hanif, MA yang juga Mantan Wakil Ketua LAKPESDAM NU Sumatera Barat mengajak warga NU Sumatera Barat menjadikannya sebagai momentum kebangkitan ummat.

Warga Nahdihyin Sumatera Barat harus tampil sebagai pelopor pembangunan Sumatera Barat disegala bidang, bergandeng tangan dengan Muhammadiyah dan organisasi lainnya, dialektika kebangsaan jangan sampai dibenturkan dengan pandangan keislaman yang disimpangkan.

Dr. Akhyar Hanif, MA yang juga Dosen IAIN Batusangkar, menyampaikan bahwa NU juga disebut sebagai kekuatan utama NKRI karena sejak awal berdirinya sampai sekarang dan konsisten menjaga ruh Pancasila.

Menurut dia, peranan NU amat penting dalam sejarah pergerakan bangsa karena NU mengajar nilai-nilai agama yang mengajarkan semangat kemanusian, menentang paham yang mengarah pada SARA.

Indonesia ini dibangun atas dasar kemerdekaan yang hakiki, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW, ungkapnya.

Selanjutnya Dr. Akhyar Hanif, MA yang juga alumni Pondok Modern Gontor, dan jebolan S3 Pascasarjana UIN Jakarta ini menyampaikan pendapatnya, ada catatan yang perlu dilakukan NU ke depan, yaitu bagaimana NU harus berjibaku secara massif melawan hoaks dan mewujudkan ruang publik yang bebas dari informasi yang menyesatkan dan ujaran kebencian.

Sebab ujaran kebencian dan hoaks di ruang publik bisa mengancam keutuhan bangsa dan perpecahan, NU tidak mau itu terjadi, ungkap Akhyar Hanif dengan tegas.

Peranan NU akan sangat penting dalam mendidik genersai milineal di era digitalisasi ini dan paham paham anti Pancasila dan memecah belah bangsa harus diantsipasi sedini mungkin, agar keberlangsungan hidup damai di NKRI tercinta ini bisa terjamin, hak hak asasi warga negara harus dipastikan tidak dikebiri oleh kemajuan teknologi dewasa ini. "NU harus menjadi garda terdepan dalam masalah ini," ungkap Akhyar.

Sebagai mana diketahui, peranan NU juga sangat penting dalam menjaga ruang publik dari kekuatan masif yang dapat menghancurkan keutuhan bangsa ini.

Kewajiban negara bagaimana menjaga basis NU memiliki basis ekonomi dan pendidikan. NU memiliki kekuatan, yaitu para santri dan media-media jaringan NU.

Menurut dia, kekuatan tersebut harus dioptimalkan dengan memberikan fasilitas pendidikan literasi dan kemampuan counter wacana dengan penampilan tokoh NU di ruang publik.

Di sini pentingnya NU menguasai teknologi, komunikasi, dan informasi. Penting negara memberikan ruang untuk hal ini. Sebagaimana diketahui, katanya, NU lahir pada 31 Januari 1926 silam di Surabaya, Jawa Timur.

Kemudian, tambahnya, Islam dan Nasionalisme Keindonesian sudah final dalam ideologi Pancasila dan UUD 1945. Islam dan keminangkabauan sangat sejalan dengan pandangan kalangan Nahdhiyin, oleh karena itu Sumatera Barat juga rumah yang cocok untuk warga Nahdhatul Ulama saat ini.

Selain memperingati Harlah versi masehi, Harlah NU juga diperingati dalam versi hijriah, yaitu pada setiap 16 Rajab.

Dalam memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-94 NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal menyelenggarakan tasyakuran pada Jumat (31/1) pukul 20.00 WIB di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.

Acara Harlah dimulai dengan khotmil qur'an di Masjid An-Nahdlah PBNU pada Jumat pagi, kemudian seusai shalat Jumat acara dilanjut dengan peletakkan batu pertama perluasan Gedung PBNU oleh Rais 'Aam KH Miftachul Akhyar Pada malam harinya, tasyakur Harlah akan dihadiri Mustasyar PBNU KH Ma'ruf Amin, keluarga pendiri NU, dan Keluarga Besar NU.