Lihat rekan-rekannya tenang usai shalat, seorang penghuni Lapas Bukittinggi jadi mualaf

id Lapas Bukittinggi,Napi masuk islam,napi narkoba

Lihat rekan-rekannya tenang usai shalat, seorang penghuni Lapas Bukittinggi jadi mualaf

Salah seorang warga binaan, Rudianto (peci abu-abu) saat dibimbing membaca kalimat syahadat di mushala Lapas Bukittinggi, Senin (20/1). (ANTARA/ Ira Febrianti)

Bukittinggi (ANTARA) - Seorang warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bukittinggi, Sumatera Barat, Rudianto (39) memilih masuk Islam setelah melihat pembawaan tenang rekannya setiap usai menunaikan salat.

"Setiap kali melihat rekan-rekan sesama warga binaan usai shalat, mereka terlihat tenang. Saya jadi ingin menunaikannya dan merasakan ketenangan juga," katanya di Bukittinggi, Senin.

Ia mengaku selama ini hidup seperti tanpa memiliki tujuan, dengan menganut agama itu ia berharap bisa menata dan memiliki tujuan hidup.

Rekan-rekannya yang beragama Islam, menurutnya juga tampak memiliki persaudaraan kuat meski tidak memiliki hubungan kekerabatan.

Ia mengatakan berpindah agama tanpa paksaan dari siapapun. Sebelumnya ia kerap berkomunikasi dengan dua saudaranya yang sudah lebih dulu menjadi mualaf.

Sementara saat pembacaan kalimat syahadat oleh Rudianto sebagai tanda masuk Islam menarik perhatian sejumlah warga binaan sehingga ikut datang ke mushala Lapas untuk menyaksikan.

Setelah masuk Islam, ia kemudian dipanggil dengan nama Ilham. Sebelum membaca kalimat syahadat, ia telah menjalani khitan di salah satu rumah sakit di Bukittinggi pada Senin(20/1).

Kalapas Kelas II A Bukittinggi Marten mengatakan Rudianto merupakan narapidana kasus penyalahgunaan narkoba dengan masa tahanan tujuh tahun.

"Saat ini ia masih harus menjalani sisa masa tahanan empat tahun, tiga bulan, empat hari," katanya.

Ia menerangkan kegiatan keagamaan merupakan aktivitas yang diharuskan dilakukan oleh para warga binaan. Pihak Lapas bahkan membuat presensi untuk warga binaan yang menunaikan shalat di mushala Lapas.

"Misalnya untuk menunaikan shalat bagi muslim, mesti dipaksakan dulu sehingga kami terapkan presensi, agar perlahan menumbuhkan kesadaran bahwa shalat tidak hanya jadi kewajiban namun termasuk jadi kebutuhan," katanya.

Karena kondisi itu, menurutnya mungkin saja menjadi pendorong salah seorang warga binaan di Lapas memilih masuk Islam.