Pengembangan PLTP Muara Laboh II dimulai tahun ini, investasi mencapai 400 juta dolar AS

id Supreme Energy,Supreme Energy Muara Laboh,Panas Bumi,Solok Selatan

Pengembangan PLTP Muara Laboh II dimulai tahun ini, investasi mencapai 400 juta dolar AS

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi oleh PT Supreme Energy Muaralabuh di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. (Dok PT SEML )

Jakarta (ANTARA) - PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) kembali akan meningkatkan kapasitas PLTP dengan tambahan 65 MW melalui pengembangan tahap II di tahun 2020 setelah Muara Laboh tahap I berkapasitas 85 MegaWatt (MW) di Solok Selatan, Sumatera Barat, beroperasi secara komersial pada 16 Desember 2019.

Peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan ini merupakan bagian dari dukungan SEML kepada Pemerintah dalam mencapai target pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.

"PT Supreme Energy juga dalam tahap pembicaraan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN untuk pengembangan Tahap II dengan kapasitas 65 MW. Pengembangan ini diperkirakan akan membutuhkan investasi sekitar 400 juta dolar AS," kata Senior Manager for Site Support, Goverment Relation & Community Development Yulnofrins Napilus dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Yulnofrins mengungkapkan, sebelum ada PLTP, di Solok Selatan sering terjadi pemadaman hampir setiap hari karena terbatasnya jaringan transmisi listrik PLN dan seringnya terjadi gangguan. Namun setelah beroperasinya PLTP Muara Laboh kini tidak ada lagi pemadaman.

"Solok Selatan itu dahulu sering mati lampu meski kebutuhannya kecil hanya 8 MW, mati lampu di Solok itu bisa sampai tiga kali sehari mati lampunya. Sumber listrik PLN dari Solok itu jauh sekitar 100 kilometer. Itu kan kurang ideal karena melintasi bukit-bukit yang gampang longsor, gampang ada gangguan seperti pohon tumbang, nah sekarang dengan adanya PLTP, PLN sudah membangun infrastruktur yang lebih baik termasuk menyediakan dua gardu induk dan transmisi kabel 150 kVA yang lebih kokoh, tinggi serta tidak mudah terkena gangguan," tutur Yulnofrins.

Diungkapkan Yulnofrins, pemanfaatan panas bumi di Solok Selatan ini membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah setempat. Dukungan dari masyarakat Solok Selatan dan Pemerintah Daerah tersebut sangat dirasakan pihak PT SEML, karenanya sebagai bentuk terima kasih PT SEML memberikan bantuan CSR salah satunya melalui pembangunan sarana dan prasana masyarakat sekitar wilayah kerja PLTP.

"PT Supreme Energy sangat berterima kasih atas dukungan Pemda dan masyarakat setempat. Sehingga sebagai bentuk terima kasih kami, kita turut mendukung berdirinya GOR dan beberapa infrastruktur kemasyarakatan seperti sekolah, masjid dan sarana sosial yang membutuhkan bantuan dari sebelum kegiatan eksplorasi panas bumi dilakukan," ujarnya.

Selain masyarakat, keberadaan PLTP Muara Laboh ini memberikan dampak positif juga bagi Pemerintah Daerah setempat. Pemerintah Daerah mendapat tambahan pendapatan yang besar yakni sekitar Rp15 milyar per tahun untuk Pemerintah Kabupaten tempat PLTP berada.

"Mudah-mudahan Pemerintah masih dukung kita untuk pengembangan tahap II karena sayang potensi tidak kita optimalkan. Cepat atau lambat kebutuhan listrik akan mengalami pertumbuhan yang menuntut ketersediaan pasokan," tandas Yulnofrins.