Selama 2019, terjadi 11 kejadian konflik manusia dengan satwa liar di Agam

id BKSDA agam, konflik manusia dengan satwa,berita agam,berita sumbar

Selama 2019, terjadi 11 kejadian konflik manusia dengan satwa liar di Agam

Petugas BKSDA Resor Agam sedang memasang perangkap beruang madu yang masuk ke permukiman warga di Surabayo, Kecamatan Lubukbasung, Jumat (3/1). (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung, (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat menangani 11 kejadian konflik antara manusia dengan satwa liar di daerah itu sepanjang 2019.

"11 kejadian itu berupa konflik manusia dengan beruang madu tiga kejadian, manusia dengan Harimau Sumatera tiga kejadian, dan manusia dengan buaya muara lima kejadian," kata Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Rabu.

Ia menerangkan, konflik manusia dengan buaya terjadi di Tiku Lima Jorong Kecamatan Tanjungmutiara dua kali pada 4 Januari dan 15 Februari 2019, Silareh Aia Barat Kecamatan Palembayan 6 Maret 2019, Tiku Utara Kecamatan Tanjungmutiara pada 15 Mai 2019 dan Bawan Kecamatan Ampeknagari 16 Juni 2019.

Sedangkan konflik manusia dengan beruang madu terjadi di Bawang Kecamatan Ampeknagari pada 16 Juni 2019, Siguhung Kecamatan Lubukbasung pada 8 Juli 2019 dan Surabayo Kecamatan Lubukbasung pada 8 Desember 2019.

Sementara konflik manusia dengan Harimau Sumatera terjadi di Lawang Kecamatan Matur pada 2 Mai 2019, Lawang Tigo Balai Kecamatan Matur pada 24 September 2019 dan Sungai Jariang Kecamatan Lubukbasung pada 24 Desember 2019.

"Tiga warga mengalami luka akibat diserang buaya muara, satu warga luka diserang beruang madu, dua ekor sapi dimangsa harimau dan lainnya," katanya.

Ia mengakui, konflik antara manusia dan satwa liar dilindungi Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistimnya akibat menyempitan habitat, alih fungsi penggunaan lahan.

Selain itu perburuan tradisional yang sudah jauh ke habitatnya sehingga berkurang satwa magsa bagi satwa karnifora, kurang kewaspadaan masyarakat dan tidak dijaga ternak dengan baik.

Kedepan, tambahnya, langkah yang akan dilakukan menyosialisasilan dan penyuluhan tertutaam masyarakat tinggal di sekitar kawasan hutan, komunitas olahraga buru babi dan Perbakin tentang konservasi satwa liar dan pencegahan terjadinya konflik satwa dengan melibatkan intansi terkait.

Meningkatkan patroli terutama kantong-kantong satwa kunci seperti Harimau Sumatera, buaya dan beruang.

"Kita berharap konflik manusia dan satwa liar ini akan berkurang nantinya," katanya. (*)