Nasi Kapau di Kongres Makanan Kaki Lima Seluruh Dunia

id Nasi Kapau di Kongres Makanan Kaki Lima Seluruh Dunia

Nasi Kapau di Kongres Makanan Kaki Lima Seluruh Dunia

Ilustrasi nasi kapau. (Antara)

Pekanbaru, (Antara) - Nasi kapau, salah satu sajian kuliner dari Nagari Kapau, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, dijadwalkan disajikan dalam "World Street Food The Congress" (Kongres Makanan Kaki Lima Seluruh Dunia) di Singapura pada 31 Mei-9 Juni 2013. "Nasi kapau, sebuah masakan Minangkabau yang sangat populer setara rendang itu, disajikan di Singapura sekaligus untuk memperluas wawasan terhadap masakan khas Minangkabau itu," kata KF Seetoh, pencetus ide "The World Street Food Congress" dan pemilik jaringan Makan Sutra di Singapura dalam surat elektroniknya yang disampaikan Yulnofrin Napilus, pegiat pariwisata Sumbar dan diterima Antara Riau, Senin. Menurut KF Seetoh --founder of Makan Sutra dan penanggungjawab acara dunia yang pertama digelar--ini, kuliner Minangkabau sudah terkenal, seperti rendang di nusantara dan sejumlah negara bisa menemukan kuliner khas berbahan daging itu. Khusus di Kota Bukittinggi, katanya lagi, bakal disajikannya kuliner nasi kapau itu di Singapura bersamaan dengan tiga jenis kuliner Indonesia lainnya yakni kerak telor dan sate kuah Jakarta, nasi campur Manado. "Selain Indonesia, kongres ini juga bakal diikuti 9 negara lain yakni Amerika Serikat, Meksiko, Peru, India, Vietnam, Singapura, Cina, Malaysia dan Filipina," katanya. KF Seetoh menjelaskan bahwa dirinya telah berkunjung ke Nagari Kapau pada Jumat 5 April 2013 bersama Marchellinus Hanjaya, panitia "World Street Food The Congress" di Indonesia dan Nofrins Napilus, pegiat wisata Sumatera Barat. Mereka juga menyaksikan pengolahan dan mencicipi nasi kapau di beberapa tempat, Nagari Kapau. KF Seetoh berkunjung ke Pasar Lereng, Bukittinggi. Di pasar itu banyak pedagang nasi kapau. Sementara itu, di Nagari Kapau, KF Seetoh memilih satu pedagang nasi kapau yang akan menjadi peserta "World Street Food The Congress" tersebut. "Makanan yang mewakili Indonesia dipilih oleh panitia kongres yang terdiri dari ahli kuliner Indonesia seperti William Wongso, Bondan Winarno, Iwan Tjandra, Arie Parikesit dan Marchellinus Hanjaya," katanya. Namun demikian, KF Seetoh tetap ikut menentukan, dan menyaksikan proses pengolahannya serta mencicipi semuanya termasuk tiga pilihan lain, kerak telor dan sate kuah Jakarta dan nasi campur Manado. Nasi kapau memang sangat khas dan unik karena ada berbagai lauk yang bisa dipilih untuk melengkapinya. Nasi ini bisa dimakan bersama rendang ayam, gulai tunjang, pangek ikan mas, gulai tambusu atau usus sapi atau dendeng batokok. Semua dipadukan dengan gulai kapau yakni gulai sayur nangka muda yang dicampur kol, kacang panjang, dan rebung. Penyajian nasi kapau juga unik, karena pedagang yang menjajikannya duduk lebih tinggi dari bangku pembeli, dan di depannya ada aneka lauk dan gulai kapau di dalam panci - panci besar. Gulai dan lauknya akan diambil dengan sendok tempurung bertangkai panjang. Yulnofrin mengatakan, Seetoh memandang perlu membuat video rekaman jawaban Bupati Agam, Indra Catri tentang filosofi hubungan budaya makan dengan tingkat peradaban suatu bangsa. "Pemerintah daerah Kabupaten Agam satu-satunya jajaran Pemerintah yang mendukung proses yang dikoordinir oleh William Wongso dan Bondan Mak Nyus ini," katanya. Untuk hadir ke WSFC ini, Makansutra membiayai perjalanan satu orang ahli masak nasi kapau, dua orang asistennya akomodasi, material untuk nasi kapau dan semua perlengkapan untuk ditampilkan dan dijual di Singapur. Di Singapore, masih ditambah dua orang lagi yang akan mendampingi mereka. Keuntungan 20 persen nanti akan diberikan ke ahli masak nasi kapau yang harus orang asli Nagari Kapau ini. "Karena atraksi kuliner dunia ini unik maka diperkirakan pengunjung yang bakal hadir di WSFC di Pit F1 Singapura ini mencapai 30 ribu orang per hari," katanya. (*/jno)