Menurut BMKG ini penyebab gempa Sukabumi

id Gempa bumi,BMKG,subduksi lempeng,Indo-Australia,Eurasia,Sukabumi,Jabar,gempa Sukabumi

Menurut BMKG ini penyebab gempa Sukabumi

Rumah warga di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang rusak akibat bencana gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Sumur, Banten beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/Aditya Rohman/am.

Jakarta, (ANTARA) - BMKG menyatakan bahwa gempa bumi bermagnitudo 5,0 yang menggucang Sukabumi, Jawa Barat merupakan gempa bumi dangkal akibat subduksi Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Gempa tektonik yang terjadi pada Kamis (26/12) pukul 14.22.07 WIB tersebut setelah diperbarui memiliki magnitudo 4,7 dengan episenter pada koordinat 8.06 lintang selatan (LS) dan 106.82 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 121 km arah selatan Kota Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 50 km.

Baca juga: Gempa magnitudo 5 guncang Sukabumi, tidak berpotensi tsunami

Getaran gempa yang berpusat di laut tersebut dirasakan di Sukabumi pada skala III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity) atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu dan getaran juga dirasakan orang yang berada di luar rumah.

Di Pangalengan dan Cimahi getaran dirasakan pada skala II MMI atau hanya dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

BMKG merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diimbau untuk menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," demikian Rahmat Triono. (*)