Keterlibatan lintas sektoral penting dalam program sanitasi di Sumbar

id Sanitasi, stunting, sumbar, air bersih, padang

Keterlibatan lintas sektoral penting dalam program sanitasi di Sumbar

Suasana bincang-bincang sanitasi yang mengangkat bertajuk "Sanitasi buruk berkontribusi melahirkan generasi stunting" digelar Forum Editor, LP2M dan PKBI Sumbar serta SNV, di Padang, Senin. (Antara/Siri Antoni)

Padang (ANTARA) - Dalam program sanitasi sangat penting keterlibatan lintas sektoral dan pemangku kepentingan lainnya di Sumatera Barat, selama ini belum berjalan secara maksimal.

Pembenahan program sanitasi di Sumatera Barat agar bisa mencapai target yang diinginkan butuh keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat sendiri dan peran media massa dinantikan.

Hal ini terungkap pada acara panel bincang-bincang sanitasi yang mengangkat bertajuk "Sanitasi buruk berkontribusi melahirkan generasi stunting" digelar Forum Editor, LP2M dan PKBI Sumbar serta SNV, di Padang, Senin.

Dalam kegiatan ini narasumber, Pakar Gizi Prof. Dr. Masrul, Project Officer SNV Indonesia Arti Indallah Tjakranegara, Dosen Komunikasi UIN Dr. Abdullah Khusairi dan Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Sumbar Syafwan yang dimoderatori oleh Eko Yance Edri.

Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unand Masrul mengatakan, dalam program sanitasi semua elemen mesti terlibat, termasuk rumah tangga.

Namun, persoalannya membangun kesadaran masyarakat untuk memenuhi standar sanitasi yang layak bukan masalah mudah dan tak sama dengan membalikkan telapak tangan.

Sebab, tambahnya, bahwa program berkaitan dari sanitasi sudah sejak puluhan tahun silam tetapi belum berhasil.

Buktinya masih banyak stunting ditemukan dan sanitasi berkontribusi, selain dari pola asupan gizi terhadap anak yang belum sesuai.

Ia berpandangan, ada tiga intervensi yang mesti dilakukan dan menjadi titik fokus dalam mencegah stunting.

Ketiganya, pertama, yakni memberikan makan terhadap anak dengan asupan gizi yang cukup, bukan hanya sekadar memberi makan.

Kedua, berkaitan dengan parenthing pengasuhan atau home schooling yang harus jadi perhatian.

"Perlu diingat, guru besar dalam rumah tangga adalah ibu. Hasil kajian di dua daerah yang dilakukannya, menunjukkan pengasuhan anak umumnya pasif, padahal pengasuhan mestinya aktif," katanya.

Hal ini tentulah tidak mudah juga dan paling berat adalah menstimulasi ini, apalagi orangtua yang sibuk dengan kerja.

Sedangkan yang ketiga adalah persoalan ketika sanitasi belum mendapat perhatian dalam satu lingkungan masyarakat.

Sementara itu, Akademisi yang juga praktisi media Dr. Abdullah Khusairi berpendapat, media punya peran penting dalam edukasi masyarakat soal sanitasi.

Namun, pemberitaan-pemberitaan di media baik online maupun cetak belum terlihat maksimal mengupas berkaitan sanitasi selama ini.

"Media massa belum memandang pemberitaan tentang sanitasi sebagai sesuatu yang "seksi" sehingga belum jadi perhatian," ujar dosen Komunikasi UIN Padang itu.

Padahal, menurut dia, kampanye melalui media bisa berpengaruh terhadap masyarakat dan pengambil kebijakan di daerah.

Jadi, penting sinergitas dalam gerakan soal sanitasi oleh semua pihak, termasuk yang memiliki data-data terkait program, mesti membuka diri pula.

"Jangan sampai ketika ada wartawan yang datang ingin mendapatkan data atau wawancara, misalnya ke aparatur pemerintah ada yang ingin minta data, jangan takut dulu atau beranggapan yang negatif," ujarnya.

Sementara itu Project Officer SNV Indonesia Arti Indallah Tjakranegara mengatakan, tantangan dalam pencegahan stunting berkaitan dengan mengubah perilaku masyarakat, lingkungan kondusif dan sanitasi sendiri.

Apabila kesadaran masyarakat dan aparatur serta semua pemangku kepentingan sudah butuh dan menganggap sanitasi penting, tentu program bisa berjalan baik, tambahnya.

Pihak SNV, ungkap dia, dalam program ini sudah menyasar ke perguruan tinggi dan media kampus sebagai wadah sosialisasi karena peran sangat penting.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Sumbar Syafwan mengatakan, baru terdapat tiga kabupaten/kota di Sumbar yang sudah masuk kategori akses total terkait sanitasi, meliputi Padangpanjang, Payakumbuh dan Kota Solok.

Sedangkan daerah yang paling rendah dalam hal terkait dengan akses air bersih, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok.

Pihaknya, tambah dia, sudah melakukan banyak program terkait dengan sanitasi dan bersinergitas dengan berbagai pihak terkait meskipun belum optimal hasilnya.

"Kesadaran bersama sangat penting dalam program sanitasi dan tak hanya bisa oleh satu instansi saja," ujarnya.
Foro bersama usai penyerahan hadiah kepada pemenang lomba rulis sanitasi diselenggarakan oleh Forum Editor, LP2M dan PKBI Sumbar serta SNV, di Padang, Senin. (Antara/Siri Antoni)