12 etnis dalam dan luar negeri akan isi Festival Multietnis di Bukittinggi

id Festival Multietnis 2019

12 etnis dalam dan luar negeri akan isi Festival Multietnis di Bukittinggi

Festival Multietnis 2019. (Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi)

Bukittinggi, (ANTARA) - Festival Multietnis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat pada 7 sampai 9 Desember 2019 bakal menampilkan penampilan seni 12 etnis dari dalam dan luar negeri.

Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias di Bukittinggi, Rabu, mengatakan kegiatan yang digelar untuk ke empat kalinya itu diselenggarakan sebagai rangkaian acara peringatan Hari Jadi Kota (HJK) ke-235.

Pagelaran seni dan budaya yang akan digelar di pelataran objek wisata Jam Gadang itu diharapkan dapat mengenalkan kekayaan budaya Indonesia dan menumbuhkan kecintaan masyarakat setempat terhadapnya serta mengenal seni dari etnis di negara lain.

Pertunjukan akan diisi oleh penampilaan dari Aceh, Tapanuli Selatan, Sunda, Minangkabau, Batak, Melayu, Jawa, Korea, Etiopia, Vietnam, India dan Cina.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi Erwin Umar menambahkan kegiatan itu sudah masuk ke dalam kalender pariwisata Sumbar dan pada pelaksanaan ke lima di tahun depan sedang diupayakan agar masuk dalam kalender pariwisata nasional.

"Untuk penyelenggaraan kali ini menelan biaya Rp500 juta. Jika masuk kalender nasional diharapkan bisa menjadi agenda yang lebih besar karena ada 'sharing' anggaran dengan pusat," katanya.

Di penyelenggaraan ke empat kalinya itu, penampilan dari etnis luar negeri akan diisi langsung oleh warga asli etnis terkait yang kedatangannya difasilitasi oleh kedutaan masing-masing.

"Jika penyelenggaraan sebelumnya penampilan etnis luar yang mengisi masih orang Indonesia, maka kali ini mendatangkan langsung orang aslinya," katanya.

Karena akan menghadirkan tamu dari beberapa negara, ia mengharapkan kegiatan itu bisa mengenalkan wisata di Bukittinggi dan Sumbar umumnya pada para tamu yang hadir mengisi acara.

Bagi masyarakat yang hadir menyaksikan ia mengimbau agar memberikan sambutan yang baik serta tidak mengeluarkan komentar yang menyinggung meskipun dalam bahasa yang tidak dimengerti tamu.

"Tamu yang akan hadir berasal dari berbagai etnis. Ada kalanya kita spontan berkomentar kurang baik karena melihat sesuatu yang tidak biasanya sehingga kami imbau masyarakat untuk berhati-hati dalam berucap," katanya. (*)