Mesir Interogasi Awak Kapal Pembawa Senjata Berat

id Mesir Interogasi Awak Kapal Pembawa Senjata Berat

Kairo, (Antara/Reuters) - Angkatan Laut Mesir menahan sebuah kapal pembawa senjata berat yang memasuki wilayah perairannya di Laut Merah pada Rabu larut malam dan menginterogasi awaknya, kata seorang pejabat militer, Kamis. Kapal berbendera Togo COMR ditemukan di lokasi 12 mil laut sebelah utara Ras Muhammad di Semenanjung Sinai, kata juru bicara staf umum Ahmed Mohamed Ali di halaman Facebook-nya. "Di dalam (kapal) mereka menemukan sejumlah senjata dan amunisi dengan berbagai jenis," kata Ali. "Kapal itu milik sebuah perusahaan keamanan maritim swasta yang melayani jasa pengamanan kapal-kapal yang melewati daerah-daerah sangat berbahaya, khususnya di tengah meningkatnya perompakan di kawasan selatan Laut Merah dan di lepas pantai Somalia," tambahnya. Beberapa sumber keamanan mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa kapal itu, yang memiliki awak sedikitnya tujuh orang, menghabiskan waktu sepekan di perairan internasional sebelum memasuki wilayah perairan Mesir. Kapal itu dikawal menuju pelabuhan Safaga, 569 kilometer sebelah tenggara Kairo, dimana awak kapal diinterogasi dan penyelidikan dilakukan untuk menetapkan apakah senjata-senjata itu resmi, kata sumber-sumber itu. "Senjata dan amunisi yang disita di kapal itu berhubungan dengan pekerjaan mereka dan tugas yang diberikan kepada mereka untuk mengamankan kapal-kapal komersial," kata Ali dalam pernyataannya. Perusahaan-perusahaan pelayaran internasional mulai menggunakan jasa perusahaan pengamanan swasta untuk mengatasi ancaman perompak Somalia. Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden. Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India. Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut seorang menteri Puntland. Pemerintah transisi lemah Somalia, yang menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka. Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka. Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (*/sun)