Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso optimistis beras sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia bisa satu harga, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sukses satu harga pula di seluruh wilayah, termasuk Papua.
Menurut Budi Waseso, kondisi tersebut dapat tercapai melalui perluasan akses pasar Bulog di salah satu e-commerce Shopee bernama PangananDotcom. Baik konsumen, maupun penerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) atau nantinya menjadi Kartu Sembako, dapat memperoleh beras secara daring (online), tanpa distribusi panjang.
"Tahap pertama sudah kita lakukan di Jakarta sebagai pilot project. Selanjutnya Jawa, Medan, Makassar, setelah itu seluruh Indonesia. Kalau Pertamina (BBM) sudah satu harga, beras bisa satu harga," kata Budi Waseso di Gudang Bulog Jakarta, Selasa.
Budi Waseso menjelaskan distribusi bantuan beras untuk program BPNT atau Kartu Sembako nantinya menggunakan sistem daring lewat PangananDotcom yang diakses melalui Shopee. Namun, Bulog nantinya juga akan menggandeng e-commerce lainnya untuk memperluas akses pasar.
Kolaborasi ini dibangun atas dasar pengamatan pada platform e-commerce, dengan mempertimbangkan harga bahan pokok makanan kurang efisien karena infrastruktur yang kurang baik.
Kondisi tata letak geografis Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau yang membentang, juga sering kali menimbulkan harga ongkos kirim mahal, waktu pengiriman yang lama, serta variasi yang kurang lengkap. Oleh karena itu, PangananDotcom diharapkan dapat memangkas rantai distribusi yang terlalu panjang.
Melalui Panganandotcom, Bulog memberikan pilihan 12 paket sembako senilai Rp150.000 per paket, yakni sesuai dengan pagu yang ditetapkan Pemerintah.
Setiap paket tersebut terdiri dari bermacam-macam sembako, mulai dari beras, telur, gula pasir, dan minyak goreng. Isian paket ini dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat penerima bantuan.
"Harapannya, penerima bantuan dapat memperoleh bahan pangan dengan mudah dan harga yang sama di seluruh wilayah Indonesia, dan mereka tidak perlu lagi ke luar rumah, tidak perlu keluar ongkos untuk terima beras," kata Budi Waseso.
Berita Terkait
Santri kembangkan budi daya ikan koi di Malang
Kamis, 21 Maret 2024 16:13 Wib
Menkominfo lakukan pencoblosan Pemilu 2024 didampingi keluarga lengkap
Rabu, 14 Februari 2024 11:18 Wib
Upaya Sumbar meningkatkan pendapatan budi daya ikan air tawar pada 2024
Selasa, 30 Januari 2024 16:27 Wib
Gubernur minta Sumbar majukan budi daya lobster laut
Kamis, 25 Januari 2024 15:34 Wib
Miliki potensi, Pemkab Pasaman Barat usulkan pengembangan budi daya ikan kerapu ke provinsi
Rabu, 24 Januari 2024 15:33 Wib
Sumbar lanjutkan pengembangan budi daya kerapu pada 2024
Selasa, 23 Januari 2024 20:21 Wib
Menhub sepakat gunakan bus antar jemput di jalur bandara Bali
Minggu, 31 Desember 2023 13:54 Wib
Pj Gubernur imbau warga pakai masker cegah penularan COVID-19 di libur Natal
Minggu, 24 Desember 2023 18:52 Wib