Padang, (ANTARA) - Dosen Universtias Bung Hatta Padang, Sumatera Barat (Sumbar), sekaligus tim peneliti menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mengkaji model evaluasi kualitas lingkungan dan Pembangunan Ekonomi yang merupakan materi penelitian pihaknya.
"FGD digelar untuk memaparkan hasil riset serta penelitian tahun pertama yang sudah kami lakukan sejak awal 2019, dan dalam rangka menjaring masukan-masukan sekaligus uji pakar, uji publik, dan uji temuan," kata Evi Susanti Tasri, dosen sekaligus Ketua Tim Penelitian, di Padang, Senin.
Beberapa peserta yang hadir di antaranya dari Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, dosen, pusat studi, mahasiswa, dan lainnya. Kegiatan FGD digelar di kampus II UBH Padang, di Aia Pacah.
Ia mengatakan penelitian yang dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan itu, akan dilakukan dalam tiga tahun.
Judul besar penelitian tersebut adalah "Model Evaluasi Kualitas Lingkungan dan Ketahanan Masyarakat terhadap Bencana Kerusakan Lingkungan di Sumbar". Sub judul tahun pertama adalah "Kajian Model Evaluasi Kualitas Lingkungan dan Pembangunan Ekonomi".
Selain Evi Susanti, ada dosen lain yang juga menjadi anggota tim penelitian yaitu Kasman Karimi, dan Irwan Muslim.
Dalam pemaparannya disebutkan penelitian itu berlatar belakang pengaruh ekonomi terhadap lingkungan. Mengingat pertumbuhan ekonomi sebagai target pembangunan terkadang mengabaikan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan.
Sedangkan globalisasi cenderung menimbulkan eksploitasi sumber daya secara berlebihan dan mengabaikan keberlanjutan.
Sedikitnya ada delapan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, pertama bagaimana mengkaji faktor sosial ekonomi untuk menentukan kualitas lingkungan hidup, dampak kerugian akibat bencana terhadap variabel sosial ekonomi, bagaimana pengaruh variabel kerugian bencana terhadap variabel angkatan kerja, dan lainnya.
Untuk tahun pertama penelitian penentu bencana di Sumbar dilakukan dengan model data panel yang menemukan bahwa varibel tingkat pendapatan, jumlah industril, dan angkatan kerja signifikan menentukan tingkat bencana yang terjadi.
Bencana yang dimaksud adalah ada bencana yang disebabkan oleh faktor manusia, bukan yang terjadi secara alamiah.
Kategori yang diambil adalah banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan.
Ia menjelaskan salah satu poin penting dalam penelitian tersebut adalah hubungan timba-balik antara kemiskinan dengan bencana.
"Salah satu variabelnya adalah kemiskinan karena konsisten. Dengan pengertian kemiskinan menjadi faktor penyebab bencana, namun di sisi lain sebagai pihak yang terdampak oleh bencana. Dan itu konsisten ditemukan pada beberapa model yang diteliti," katanya.
Kemiskinan cenderung mendorong seseorang untuk mengeksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) namun tidak disertai pengetahuan menjaga lingkungan, tidak peduli terhadap aturan pemerintah, sehingga menimbulkan bencana dengan muara terjadinya kerusakan lingkungan.
Pada tahun kedua tim akan mengkaji dampak bencana terhadap masyarakat, serta melihat penerapan kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Sedangkan pada tahun ketiga rencananya akan mengkaji kerentanan dan ketahanan masyarakat terhadap bencana.
Penelitian tersebut mempunyai target yaitu menghasilkan model untuk kebijakan pemerintah dalam penerapan berwawasan lingkungan, mengkaji faktor penentu kualitas lingkungan dan dampak bencana.
Kearifan budaya lokal seperti "Hutan Larangan" juga direkomendasikan karena efektif untuk mencegah terjadinya bencana serta kerusakan lingkungan. Termasuk pentingnya pendidikan mitigasi.
Poin rekomendasi yang lain adalah menjadikan bencana sebagai faktor yg menjadi perhatian selain indikator eko dan lainnya. Karena bencana yang terjadi mempengaruhi pembangunan atas biaya yang dikeluarkan (cost) untuk penanggulan bencana, dan mengancam pembangunan berkelanjutan.
Output dari penelitian buku dengan ISBN, terpublikasi dalam jurnal international Scopus, seminar internasional, dan didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Dalam FGD, tim peneliti menerima sejumlah masukan dari sejumlah peserta. Seperti memasukkan faktor perilaku masyarakat dalam penelitan terkati bencana, penerapan kearifan budaya lokal untuk mencegah kerusakan lingkungan, dan lainnya.
Berita Terkait
Unand terima 183 mahasiswa dari berbagai daerah program pertukaran
Minggu, 25 Februari 2024 5:18 Wib
Bambang Pamungkas beri motivasi untuk timnas di Piala Dunia U-17
Sabtu, 16 September 2023 8:09 Wib
Bangkit bersama literasi inklusi di peringatan 121 Bung Hatta
Selasa, 15 Agustus 2023 18:30 Wib
Sejarah baru, Mensesnegresmikan revitalisasi kelistrikan PLN di Istana Kepresidenan Jakarta Setelah 63 Tahun Sejak Zaman Bung Karno
Selasa, 1 Agustus 2023 13:56 Wib
DPRD Agam gelar Bimtek bersama Universitas Bung Hatta tingkatkan kapasitas legislator
Sabtu, 29 Juli 2023 14:56 Wib
Universitas Bung Hatta berangkatkan mahasiswa magang ke Jepang
Selasa, 30 Mei 2023 20:10 Wib
Tak tahu bangunan miliknya merupakan cagar budaya, Pemilik rumah singgah Bung Karno minta maaf
Selasa, 28 Februari 2023 17:22 Wib
Sejarawan Unej kecam perobohan Rumah Singgah Bung Karno di Padang
Selasa, 21 Februari 2023 9:17 Wib