Arosuka (ANTARA) - Omzet Usaha Kecil Menengah (UKM) tenun Padi Sarumpun di Nagari Sungai Jambur, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mencapai Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan.
"Alhamdulillah tenun kami sudah dipasarkan sendiri, ada permintaan dari Pemda, pesanan perorangan ataupun pemasaran melalui daring (online) seperti bukalapak atau shoppee," kata Koordinator kelompok tenun Padi Sarumpun, Zarti Dewita di Koto Baru, Jumat.
Ia menyebutkan motif khas di kelompok tenunnya yaitu "padi sarumpun". Untuk songket biasa bisa dihasilkan dalam waktu seminggu, sedangkan songket kristal bersulam membutuhkan waktu hingga dua minggu, dan dua minggu pula untuk selendangnya.
Kelompok tenun Padi Sarumpun memiliki anggota sekitar 20 orang, dan dapat menghasilkan produksi songket mencapai 65 helai perbulan.
Dewi mengatakan untuk penjualan sehelai songket biasa dihargai sekitar Rp500 ribu. Sedangkan untuk songket kristal dihargai dari Rp500 ribu hingga Rp3,5 juta tergantung bahan, motif dan kerumitan motifnya.
Kelompok tenunnya juga sudah mengikuti berbagai pameran ke luar kota, seperti Medan, Jakarta dan Batam.
Menurutnya, bisanya masyarakat setempat menenun karena mendapatkan alat tenun dan pelatihan dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Solok sekitar 2016.
Untuk mengembangkan usaha kelompoknya, pihaknya mendapat bantuan modal dari Kementerian Perdagangan dan Perindustrian pada 2017, 2018, dan 2019.
Saat ini, pihaknya terkadang terkendala dengan tenaga kerja sehingga bisa terlambat memproduksi songket. Para penenun yang juga merupakan petani ketika musim tanam atau panen, harus ke sawah. Jadi, mereka kadang vakum kalau ke sawah.
Sementara Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan, Kabupaten Solok, Eva Nasri melalui Kepala Bidang (Kabid) UKM, Dien Rillawati menyebutkan pihaknya selalu berusaha mendorong perkembangan berbagai UKM sehingga lebih maju dan produktif.
"Hingga saat ini dari data kami ada sekitar 12.985 UKM di Kabupaten Solok dengan dominan usaha perdagangan seperti makanan ringan dan kerajinan tangan," sebutnya.
Ia mengatakan pada 2019, dinasnya juga memberikan pelatihan kewirausahaan seperti managemen keuangan untuk mendukung pengetahuan UKM. Pelatihan terakhir pada 30 Juni hingga 2 Juli 2019 yang diikuti 35 UKM dari berbagai bidang.
Berita Terkait
Distan Agam: 38,50 hektare padi rusak dampak banjir lahar dingin
Minggu, 7 April 2024 14:44 Wib
Perantau Agam kembangkan padi organik diatas lahan tiga hektare
Minggu, 31 Maret 2024 16:34 Wib
Pemkab Solok lakukan penambahan area tanam padi melalui pompanisasi
Minggu, 31 Maret 2024 13:08 Wib
Program bajak sawah gratis Tanah Datar sasar 4.400 hektare pada 2024
Selasa, 27 Februari 2024 10:35 Wib
Kota Solok sediakan 400 kg benih pokok padi varietas 'anak daro'
Jumat, 23 Februari 2024 16:26 Wib
Pemkab Pasaman Barat targetkan 109.842 ton padi selama 2024
Kamis, 22 Februari 2024 14:45 Wib
Realisasi produksi padi di Agam berkurang 82.673,6 ton pada 2023
Senin, 5 Februari 2024 17:50 Wib
Santri Pondok PADI Lubuk Basung Agam ikuti mukhayyam
Rabu, 31 Januari 2024 6:44 Wib