Kerugian banjir bandang di Tanjungraya Agam capai Rp1 miliar

id banjir agam

Kerugian banjir bandang di Tanjungraya Agam capai Rp1 miliar

Warga Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam mulai membersihkan lumpur yang menimbun rumahnya, Kamis (21/11). (Antara Sumbar/Yusrizal)

Lubukbasung, (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat memperkirakan kerugian akibat banjir bandang yang melanda Jorong Galapuang, Nagari Tanjungsani, Kecamatan Tanjungraya pada Rabu sore (20/11) mencapai Rp1 miliar.

"Ini berdasarkan pendataan yang dilakukan tim BPBD, pemerintah kecamatan, pemerintah nagari dan lainnya," kata Kepala BPBD Agam, Muhammad Lutfi AR di Lubukbasung, Kamis.

Ia mengatakan, banjir menghanyutkan dua unit rumah semi permanen milik Ernawati (51) dan Ermawati (59).

Material banjir juga membawa lumpur sehingga masuk ke dalam rumah warga sebanyak 12 unit, dan 2 unit tempat ibadah dengan ketinggian sekitar 50 centimeter sampai dua meter.

Ke 12 unit rumah itu milik Nursima (86) dengan kondisi rusak sedang, Rozalinda (52) rusak sedang, Nurhani Saldi (76) rusak sedang, Roni Marta (36) rusak sedang, Fauziah (80) rusak sedang.

Selain itu Salman (66) rusak sedang, Sudirman (74) rusak sedang, Selista Masni (45) rusak sedang, Hendri Bayanti (45) rusak sedang, Tomi Saputra (30) rusak sedang, Mardi (50) rusak sedang dan Murniati (68) rusak berat.

"Masjid Istighfar dengan kondisi rusak berat dan MDA Galapung kondisi rusak sedang," katanya.

Ia menambahkan empat unit sepeda motor juga mengalami rusak akibat tertimbun material longsor, pipa air bersih 1.800 meter rusak dan lahan pertanian sekitar 20 hektare.

Banjir membawa material lumpur dan berbatuan sehingga menutupi akses jalan sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar 3-5 meter.

"Akses lalu lintas menghubungkan Muko-muko menuju Sungai Batang tidak bisa dilewati kendaraan roda dua dan empat," katanya.

Ia menambahkan, saat ini Satgas BPBD, Satpol PP dan Damkar, Dishub, TNI, Polri, TKSK, pemerintah kecamatan, pemerintah nagari dan masyarakat melakukan pembersihan material banjir yang masuk ke dalam rumah warga maupun menutupi akses jalan.

Untuk pembersihan material banjir yang tidak bisa dilakukan dengan sistem gotong royong, BPBD berkoordinasi dengan PUTR untuk membersihkan material dengan menggunakan alat berat.

Salah seorang warga, Makmur (33) mengatakan daerah tersebut dilanda hujan cukup tinggi sebelum banjir bandang melanda daerah itu.

Pada pukul 17.00 WIB, air mulai besar membawa material tanah dan berbatuan, sehingga pihaknya mengungsi ke rumah tetangga yang lebih aman.

"Saya membawa anak dan pakaian ke rumah tetangga. Saat ini kami mulai membersihkan rumah dari lunpur," katanya. (*)