Pengamat: Antisipasi baiat jaringan ISIS di Indonesia pascatewasnya Abu Bakar al-Baghdadi

id baiat isis, isis indonesia,abu ibrahim , isis,pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi

Pengamat: Antisipasi baiat jaringan ISIS di Indonesia pascatewasnya Abu Bakar al-Baghdadi

Sejumlah peserta kuliah umum mendengarkan paparan Pakar isu Asia Tenggara asal Indonesia Dr Sukawarsini Djelantik di University of Jordan, Amman, pada Rabu (9/10/2019). Materi yang disampaikan mengenai penyebaran ideologi ISIS di kawasan Asia Tenggara. ANTARA/HO-KBRI Amman/aa. (Handout KBRI Amman)

Jakarta, (ANTARA) - Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib mengajak seluruh pihak mengantisipasi rencana baiat jaringan ISIS di Indonesia ke pemimpin mereka yang baru.

"Saya dengar sebelum akhir tahun ini akan melakukan baiat secara tersendiri terpisah-pisah tetapi kemudian akan dipublikasikan melalui medsos mereka," kata Ridlwan Habib di Jakarta, Kamis.

Setelah pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi diumumkan tewas dalam serangan Amerika Serikat, kata Ridlwan, mereka menunjuk imam baru atau khilafah baru yang disebut dengan Abu Ibrahim Al Hasyimi Al Quraisy.

"Kemudian Abu Ibrahim Al Hasyimi Al Quraisy ini ditaati sama persis ketika mereka menaati Abu Bakar Al Baghdadi," katanya.

Beberapa kelompok kelompok ISIS di luar negeri seperti kelompok ISIS di Sinai Mesir, Tajikistan, Bangladesh sudah melakukan baiat terbuka dan diumumkan di media sosial bahwa mereka setia dengan Abu Ibrahim Al Hasyimi Al Quraisy.

Menurut Ridwan, walaupun jaringan teroris di Indonesia tinggal kelompok-kelompok kecil, tapi mereka memiliki militansi terhadap ideologinya dan setiap saat terus memikirkan bagaimana cara merekrut anggota baru.

"Tinggal kelompok kecil sebenarnya yang masih menggunakan aksi-aksi teror yaitu Jamaah Ansharut Daulah, Jamaah Anshorut Khilafah dan beberapa faksi-faksi pro ISIS lain misalnya Mujahidin Indonesia Timur dan Barat," katanya.

Baiat ini perlu diantisipasi untuk menutup kesempatan sel-sel ISIS berkembang lagi di Indonesia dengan memanfaatkan momentum peralihan kepemimpinan yang baru. (*)