Antisipasi bahaya cuaca ekstrem, masyarakat diimbau pangkas ranting pohon

id Bpbd,cuaca ekstrem,pohon tumbang,antisipasi banjir,Antisipasi bahaya cuaca ekstrem,BMKG,BNPB

Antisipasi bahaya cuaca ekstrem, masyarakat diimbau pangkas ranting pohon

Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo saat diwawancarai di ruang kerjanya. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Jakarta, (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat agar memangkas ranting-ranting pohon di sekitar pekarangan rumah untuk mengantisipasi bahaya cuaca ekstrem yang terjadi akibat peralihan musim.

"Kita mewaspadai apabila terjadi angin kencang, sewaktu-waktu ranting atau pohon-pohon bisa tumbang sehingga membahayakan keselamatan," kata Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Selain menyarankan untuk melakukan peremajaan pohon, masyarakat juga diminta mengecek atap rumah berbahan genteng karena memasuki peralihan musim diperkirakan intensitas curah hujan akan tinggi.

Berdasarkan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peralihan musim kemarau ke musim hujan ditandai dengan cuaca ekstrem yang terjadi secara tiba-tiba.

Baca juga: Hampir seluruh wilayah Indonesia masuki musim pancaroba, BNPB: berpotensi cuaca ekstrem

"Bisa saja hujannya disertai angin kencang dan petir yang terjadi secara tiba-tiba, ini perlu diantisipasi masyarakat salah satunya memastikan bangunan rumah dalam kondisi baik," katanya.

Kemudian, untuk mengantisipasi banjir akibat intensitas curah hujan yang tinggi, masyarakat juga didorong membersihkan saluran air atau selokan di pekarangan rumah masing-masing.

Hal tersebut memang cukup sederhana namun apabila tidak dilakukan masyarakat, terutama memasuki musim hujan, dapat menyebabkan penyumbatan saluran air sehingga terjadi banjir.

Baca juga: BMKG imbau waspadai cuaca ekstrem banjir bandang, hujan es, dan puting beliung

Senada dengan itu, Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi mengatakan peralihan musim kemarau ke musim hujan biasanya ditandai dengan cuaca ekstrem, oleh sebab itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Fenomena ekstrem itu biasanya perubahan cuaca cepat, pagi hingga siang panas terik dan sore tiba-tiba hujan deras disertai petir," katanya.

Fenomena ekstrem tersebut, ujarnya, kadang berlangsung dalam durasi cukup singkat. Dampaknya dapat berupa hujan deras, banjir, hingga menyebabkan pohon tumbang dan lain sebagainya. (*)