Solok, (ANTARA) - Omzet Usaha Kecil Menengah (UKM) Mimi Batik, Kota Solok, Sumatera Barat yang dirintis sejak 2013 sekarang sudah mencapai Rp10 juta per bulan.
"Batik kami memang berbeda dengan batik lain, seperti dari bahan pewarnanya, kami lebih mengunggulkan dari alam seperti tanah merah, daun-daunan dan tumbuhan liar yang ada di sekitar rumah, seperti halnya daun Sikaduduak," kata pemilik usaha batik Mimi (38) di Solok, Kamis.
Dalam menjual produk Mimi Batik terdiri dua jenis seperti batik cap mulai dari harga Rp150 ribu, dan batik tulis mulai Rp500 Ribu.
Tapi harga ini berbeda untuk di luar Kota Solok (Provinsi), bisa mulai dari harga Rp1,2 juta untuk batik tulis dengan batik sama, tapi sedikit berbeda dengan bahan pewarnanya.
"Harga ini memang berbeda, karena melihat minat pecinta batik di luar Solok sangat tinggi, dan mereka lebih mengutamakan kualitas batiknya, sehingga kualitasnya kami tingkatkan, dan harganya juga lebih mahal," ujarnya.
Mimi Batik terletak di Jalan Sapta Marga Banda Balantai, menjadi salah batik rekomendasi di Solok, yang terkenal dengan motif batik padi tiga tungku sajarangan, padi sagama, Pulau Belibis, dan batik nuansa padi yang dipadu padankan warna yang lembut.
Mimi mengatakan sebagai pemilik yang telah merintis usahanya sejak 2013 tidak hanya menjual batik tulis dan batik cap dengan tarif harga yang bervariasi, tapi ia juga berusaha memberikan banyak pilihan motif yang cantik.
"Yang paling menjadi ciri khas Mimi Batik adalah corak batik nuansa padi, dengan warna lembut, seperti bata, kuning lembut, coklat, karena Kota Solok terkenal dengan Kota Beras Serambi Madinah serta alam yang menawan, ini menjadi salah satu motif batik kami," ujarnya.
Mimi menyebutkan awal menekuni batik di 2013, dengan modal Rp500 ribu bukanlah hal yang mudah karena Ia memang tidak memiliki keterampilan batik.
Ia juga pernah mengalami kesulitan dalam pengembangan batik Mimi, hingga keterbatasan modal, tapi beruntung dibantu dari pemerintah daerah.
Mimi menjelaskan saat memulai pemasaran batik miliknya, mulai dari pintu ke pintu instansi yang ada di Kota Solok, dengan mempromosikan 10 helai batik.
"Pada hari pertama penjualan batik dari 10 helai batik, terjual lima batik dengan corak batik tiga tungku sajarangan, padi sagama, Pulau Belibis, sesuai yang ditentukan oleh Koperindag," ujarnya.
Dan sekarang penjualan Mimi Batik sudah menjangkau berbagai daerah mulai dari Blitar, Jambi, dan Bali dengan omzet mencapai Rp10 juta perbulan.
Pihaknya juga menerima pengiriman rutin 10 helai batik dalam sebulan, bahkan lebih sesuai dengan permintaan pelanggannya. Karena dalam mempromosikan produknya, ia juga menggunakan sosial media Instagram batik_tarancak_ khas_solok. (*)
Berita Terkait
Motif batik buatan narapidana Lapas Suliki peroleh hak cipta
Kamis, 28 Maret 2024 4:00 Wib
Batik Air bebas tugaskan pilot yang tertidur 28 menit saat penerbangan
Minggu, 10 Maret 2024 9:08 Wib
Asal-usul Batik Durian, wastra khas Lubuklinggau yang mendunia
Senin, 16 Oktober 2023 9:27 Wib
Hari Batik Nasional, Direksi PLN tampilkan perpaduan busana batik Solo dan Yogyakarta di Istana
Selasa, 3 Oktober 2023 20:58 Wib
GBK dipenuhi batik gara-gara SMTOWN LIVE 2023 JAKARTA
Sabtu, 23 September 2023 17:18 Wib
Filolog Unand kembangkan iluminasi naskah kuno jadi motif batik
Sabtu, 23 September 2023 15:31 Wib
Peduli PKK, Legislator Bukittinggi bagikan seragam batik dan kerancang
Sabtu, 12 Agustus 2023 17:10 Wib
Kolaborasi dari tiga SMK di Kota Padang hasilkan Batik Braja
Jumat, 7 Juli 2023 15:41 Wib