Jakarta, (ANTARA) - Menteri Pertanian periode 2014-2019 Andi Amran Sulaiman membeberkan bahwa 92 persen sampel untuk mengolah data lahan sawah yang diambil dari citra satelit melalui skema Kerangka Sampel Area (KSA) tidak akurat.
Dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) kepada Menteri Pertanian yang baru Syahrul Yasin Limpo, Amran Sulaiman mengakui bahwa masalah data lahan sawah yang menyangkut pada distribusi pupuk harus diperbaiki.
"Izinkan kami sampaikan di forum ini. Kami tidak sampaikan sebelumnya karena aku khawatir itu gaduh. Data pangan yang ada dengan teknologi tinggi, dengan citra satelit, itu salah," kata Amran pada acara Sertijab di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Jumat.
Amran menjelaskan bahwa 92 persen sampel yang diambil untuk mengetahui luas lahan baku sawah Indonesia, tidak akurat atau terdapat kesalahan. Padahal, data tersebut sudah disahkan oleh empat lembaga, yakni Badan Pusat Statistik, Badan Informasi Geospasial, Kementerian ATR/BPN dan Lapan.
Ketidakakuratan data tersebut, menurut Amran, berpotensi mengurangi kuota subsidi pupuk hingga 600 ribu ton. Dampaknya, produksi komoditas pangan menurun karena petani tidak mendapat jatah pupuk subsidi.
Ia mencontohkan bahwa sekitar 9.700 hektare (ha) luas lahan di Banyuasin tidak terdata dalam citra satelit. Selain itu, luas lahan tambahan di Jawa Timur terdapat 200.000 hektare, namun terekam sebagai wilayah pegunungan dalam citra satelit.
"Kalau itu terjadi, aku pastikan prpoduksi turun. Kenapa? karena subsidi pupuk tidak diterima. Memang ada dua data yang selalu muncul, satu data pertanian, satu data mafia," kata Amran.
Sebelumnya, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) bersama BPS telah mengeluarkan data luas baku sawah terbaru yang dihimpun dengan metode kerangka sampel area (KSA).
Data itu menyebutkan luas lahan baku sawah Indonesia mencapai 7,1 juta hektare (ha), jauh di bawah data luas sawah lama yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, yakni 8,1 juta ha.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan dalam 100 hari pertamanya, akan membenahi terlebih dahulu data pangan untuk memastikan pemetaan pertanian lebih jelas
"100 hari ini masalah data selesai. Pak Sekjen, saya mau lihat selesai, mana dirjen, mana direktur, harus selesai. Bantu saya Pak Amran, Ketua Komisi dan lain-lain. Tidak boleh lama-lama," kata Syahrul. (*)
Berita Terkait
Pemkab Tanah Datar salurkan BLT dampak erupsi Gunung Marapi dan bantuan pangan beras
Rabu, 27 Maret 2024 11:01 Wib
Antisipasi kenaikan harga, Pemkot Bukittinggi salurkan beras Badan Pangan Nasional
Senin, 25 Maret 2024 15:44 Wib
Solok Selatan bakal gelar bazar pangan murah jelang Idul Fitri
Senin, 25 Maret 2024 11:53 Wib
Pemko Padang Apresiasi Advokasi Keamanan Pangan BBPOM
Jumat, 22 Maret 2024 17:26 Wib
Bank Nagari Lubuk Basung Agam gelar bazar pangan murah
Jumat, 22 Maret 2024 14:17 Wib
Presiden: Pemerintah terus pantau APBN untuk lanjutkan bantuan pangan
Rabu, 20 Maret 2024 13:37 Wib
Waspada kenaikan harga, Pemkot Padang Panjang lakukan pengawasan harga dan stok pangan
Senin, 18 Maret 2024 18:25 Wib
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel Terdampak Banjir dan Longsor
Minggu, 17 Maret 2024 11:13 Wib