Dharma Wanita Kabupaten Solok gelar seminar pencegahan Stunting

id Stunting

Dharma Wanita Kabupaten Solok gelar seminar pencegahan Stunting

Pembina Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Solok, Desnadefi Gusmal saat memberi arahan pada seminar pencegahan stunting. (ANTARA SUMBAR/ist)

Arosuka (ANTARA) - Organisasi Dharma Wanita Kabupaten Solok, Sumatera Barat menggelar seminar kemandirian keluarga dalam 1.000 hari pertama kelahiran guna mencegah semakin banyaknya kasus stunting di daerah tersebut.

"Kabupaten Solok termasuk daerah dengan stunting yang cukup tinggi, berdasarkan data pusat tingkat stunting mencapai 39 persen, lebih tinggi dari stunting nasional," kata Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Solok, Herlina Aswirman di Arosuka, Jumat (18/10).

Sedangkan berdasarkan riset WHO, di Indonesia sebanyak 37 persen anak mengalami masalah pertumbuhan stunting.

Artinya, 37 anak dari 100 anak di Indonesia mengalami masalah pertumbuhan stunting.

Menurutnya, dengan seminar ini orang tua dan organisasi wanita dapat mewujudkan kemandirian keluarga dalam 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) untuk mencegah Stunting pada keluarga masing-masing.

"Bersama kita minimalisir stunting dengan melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat dan remaja putri di daerah," sebutnya.

Herlina mengatakan perempuan saat ini dituntut untuk cerdas dalam menghadapi zaman yang sudah serba canggih teknologinya. Jadi, sangat mudah mendapatkan informasi atau mencari tahu tentang stunting dari berbagai sumber.

Sementara itu, Pembina Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Solok, Desnadefi Gusmal juga mengingatkan kepada seluruh ibu-ibu apalagi yang usia produktif hamil unuk memperhatikan gizi dan pola makan yang sehat dari sebelum hamil.

"Karena stunting sangat tergantung dengan asupan gizi Ibu hamil atau 1.000 hari pertama kehidupan si bayi," ujarnya.

Ia mengajak Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Solok bersama-sama untuk terus memerangi potensi terjadinya atau peningkatan stunting di daerah tersebut.

"Ada 10 locus stunting di delapan kecamatan se Kabupaten Solok, jadi saya berharap Ibu-ibu membantu menyosialisasikan masalah stunting ini ke masyarakat sekitar rumah sehingga tingkat stunting menurun," ujarnya.

Selain itu, Ibu Dharma Wanita diminta memberikan perhatian maksimal kepada remaja putri (terutama terhadap remaja yang sudah mengalami haid atau puber) untuk mencegah stunting.

Para anggota Dharma Wanita juga diminta melakukan pendataan bagi penderita stunting agar dapat diberikan penanganan yang baik.

"Lakukan pemberantasan stunting minimal dimulai dari 1.000 hari kehidupan hingga umur dua tahun dan maksimalkan pola asuh yang baik kepada anak-anak," ujarnya.(*)