Peluang bisnis pakan sapi perah di Rejang Lebong

id Sapi perah Rejang Lebong,pakan ternak,bisnis pakan ternak,berita bengkulu,berita sumbar,bengkulu terkini,sumbar terkini

Peluang bisnis pakan sapi perah di Rejang Lebong

Peternakan sapi perah yang ada di Desa Mojorejo, Kecamatan Sindang Kelingi, Rejang Lebong. (Foto Antarabengkulu.com/Nur Muhamad)

Rejang Lebong (ANTARA) - Kalangan peternak sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka, terutama pakan konsentrat.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Hendrayani di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan saat ini harga pakan ternak berupa konsetrat sudah mengalami kenaikan dan tidak sebanding dengan susu yang dihasilkan mereka setiap harinya.

"Yang mahal itu pakan konsentratnya, kalau pakan hijauan di sini banyak. Peternak saat ini kesulitan memenuhi pakan konsentratnya itu, dan saat ini harganya juga sudah mahal. Sedangkan susu sapi yang dihasilkan setiap harinya tidak sebanding lagi," ujar Hendrayani.

Pemberian pakan konsentrat itu sendiri, tambah dia, akan mempengaruhi jumlah susu yang dihasilkan masing-masing indukan produktif. Kekurangan pakan konsentrat, kata dia, menyebabkan produksi susu menjadi sedikit. Padahal, saat ini peternak juga belum menguasai cara pembuatan konsentrat sehingga harus membeli ke toko peternakan.

Saat ini produksi susu sapi yang dihasilkan dua kelompok peternak di Rejang Lebong per harinya baru berkisar 100 liter. Susu tersebyr dihasilkan dari 52 ekor sapi perah bantuan Pemprov Bengkulu pada 2017 dan sudah berkembangbiak menjadi 100 ekor.

Bantuan sapi perah ini dialokasikan kepada kelompok peternak di Desa Mojorejo, Kecamatan Sindang Kelingi, sebanyak 31 ekor. Dari jumlah tersebut ada 11 sapi betina produktif dengan jumlah anakan sebanyak 29 ekor.

Sedangkan bantuan yang lainnya diberikan kepada kelompok peternak di Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya, sebanyak 21 ekor dan telah memiliki anakan sebanyak 19 ekor. Namun sapi perah di lokasi ini mengalami gangguan reproduksi sehingga gagal bunting dan memengaruhi produksi susu.

"Produksi susu dari kedua kelompok ini setiap harinya 20 persen untuk anakannya dan 80 persen dijual baik ke toko roti maupun usaha penjualan susu kemasan yang ada di Rejang Lebong," kata Hendrayani.