Arosuka, (ANTARA) - Kapolres Solok Arosuka, Sumatera Barat, AKBP Ferry Irawan mengimbau pengendara untuk berhati-hati dan mengurangi kecepatan serta menghidupkan lampu kendaraan pada siang hari karena jarak pandang akibat kabut asap di daerah setempat kurang dari 700 meter.
"Kabut asap cukup pekat, apalagi bercampur embun di Arosuka, sehingga jarak pandang terbatas dan mengaburkan pandangan. Kami minta pengendara motor dan mobil agar berhati-hati," kata Kapolres Solok Arosuka, AKBP Ferry Irawan di Arosuka, Rabu.
Menurutnya, masyarakat harus mengurangi kecepatan dan menghidupkan lampu depan kendaraan agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
Apalagi cuaca yang mulai mendung membuat kabut asap dan embun semakin pekat, dan mengaburkan pandangan. Jika hujan, jalan lebih licin dan kabut lebih tebal. Hal tersebut tentu membahayakan pengendara saat melintasi jalan.
Ia berharap masyarakat juga menggunakan masker saat berkegiatan di luar ruangan sehingga tak terpapar asap langsung.
Selain itu pihaknya tetap siaga jika terjadi hal-hal yang dikhawatirkan mengganggu jalannya lalu lintas.
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Solok, Armen mengatakan berdasarkan Pemantau Atmosfer Global (SPAG/GAW) Bukit Kototabang, Agam analisis citra satelit Himawari BMKG pada 14 Oktober 2019 pukul 11.00 WIB menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar.
"Sebaran asap sendiri terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot atau titik api yang terpantau pada daerah tersebut," ujarnya.
Ia menjelaskan berdasarkan pengukuran PM10 di GAW Kototabang dalam tiga hari terakhir menunjukkan angka pada level menengah yang umumnya terjadi mulai siang hingga sore hari. Level ini masih berada di bawah baku mutu.
Sedangkan parameter Aerosol Optical Depth (AOD) masih berada pada nilai <1, yang berarti kondisi udara secara umum belum terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran.
Namun, pada prediksi model terdapat potensi penurunan kualitas udara ke level sedang secara meluas pada Kamis, 17 Oktober 2019 yang dampaknya paling umum yaitu penurunan jarak pandang.
Keberadaan PM10 dengan konsentrasi pada level sedang biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia serta kelompok yang memang memiliki riwayat gangguan saluran pernafasan.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan memakai masker di luar ruangan. (*)
Berita Terkait
Angkasa Pura: Jarak pandang di BIM masih kategori aman
Selasa, 5 September 2023 17:01 Wib
8 pemain Persib Bandung absen, pelatih Persita Tangerang enggan pandang sebagai keuntungan
Rabu, 21 Desember 2022 10:18 Wib
Hari Dokter Nasional, Para dokter diingatkan beri layanan tanpa pandang bulu
Selasa, 25 Oktober 2022 7:22 Wib
Patroli Pembersihan Jerat Di Taman Nasional Kericni Sebelat
Senin, 7 Maret 2022 19:48 Wib
Wisata Menara Padang Tele Danau Toba
Senin, 22 Februari 2021 11:51 Wib
Jerman pandang Indonesia inspirasi dan model pengembangan Islam di Eropa
Kamis, 10 Desember 2020 6:51 Wib
Gubernur : Penegakan Perda COVID-19 tidak pandang bulu
Minggu, 11 Oktober 2020 20:55 Wib
"Prahara Corona", kumpulan sudut pandang para pemred
Jumat, 7 Agustus 2020 7:37 Wib