Kabut asap di Padang semakin pekat, jarak pandang turun jadi enam kilometer

id jarak padang di padang,jarak padang di sumbar,karhutla,kabut asap di padang,kabut asap di sumbar,BMKG,berita padang,padang terkini,berita sumbar,sumba

Kabut asap di Padang semakin pekat, jarak pandang turun jadi enam kilometer

Suasana kawasan pusat Kota Padang diselimuti kabut asap kiriman Senin (19/8/2019). Data Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang, menyebutkan selama dua pekan terakhir terjadi peningkatan titik panas di wilayah tengah hingga selatan Sumatera, dan beberapa hotspot berada di wilayah Sumbar, namun kiriman asap dari provinsi tetangga sangat dominan, diperkuat arus angin timur hingga tenggara. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ama)

Padang, (ANTARA) - Jarak pandang di Kota Padang, Sumatera Barat pada Selasa (15/10) turun menjadi enam kilometer dari sebelumnya mencapai tujuh kilometer akibat kabut asap kiriman provinsi tetangga yang semakin pekat.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha saat dihubungi dari Padang, Selasa, mengatakan asap yang menyelimuti Kota Padang merupakan kiriman dari titik api yang berada di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan.

"Peningkatan jumlah titik api mencapai 330 lebih dengan confidence level tinggi di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan, namun di Sumatera Barat tidak terpantau titik api," ujar dia.

Baca juga: BMKG: Partikulat di Sumbar meningkat hingga Selasa siang, berbahaya bagi anak-anak dan lansia

Berdasarkan pantauan BMKG, asap di wilayah tersebut tersebar ke wilayah Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan menyebar ke Barat Laut.

"Karena arah angin Sumatera pada umumnya dari arah Tenggara ke Barat Laut," kata dia.

Berdasarkan citra satelit Himawari-8 Rainfall Potensial, menunjukkan potensi hujan ringan di wilayah Kepulauan Mentawai pada 15 Oktober 2019.

Baca juga: Kecamatan Lembah Gumanti kembali diselimuti kabut asap kiriman

Selain itu berdasarkan analisis parameter cuaca untuk wilayah Sumatera Barat sebagian besar termasuk aman dari kebakaran hutan dan lahan, namun ada beberapa wilayah yang diperkirakan mudah terbakar seperti Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Sijunjung, Dharmasraya dan Kepulauan Mentawai.

"Berdasarkan nilai pm10 di Bukittinggi kualitas udara tercatat mencapai 124 mikrogram/m3, yakni masih berada di bawah ambang batas baku mutu sebesar 150 mikrogram/m3, namun kualitas udara sudah mengalami penurunan ke level sedang," jelasnya.

Menurutnya level sedang tersebut biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia serta kelompok yang pernah mengalami gangguan pada saluran pernapasan.

Ia juga mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan jika harus keluar rumah, sebaiknya menggunakan masker untuk mengurangi dampak dari udara yang kurang baik. (*)

Baca juga: BMKG: Kabut asap di Sumatera disebabkan titik panas fluktuatif