Razia Tim 7 Pemkot Payakumbuh amankan lima wanita tanpa identitas

id Payakumbuh,razia tim 7,amankan sejumlah wanita,berita payakumbuh,berita sumbar,sumbar terkini

Razia Tim 7 Pemkot Payakumbuh amankan lima wanita tanpa identitas

Razia Tim 7 di salah satu kafe di Payakumbuh. (ist)

Payakumbuh, (ANTARA) - Operasi Tim 7 Payakumbuh pada Sabtu malam menjaring lima orang wanita tanpa kartu identitas di Padang Datar, Payakumbuh Barat.

"Mereka adalah karyawan dan juga pengunjung kafe KS serta satu orang remaja yang berkeliaran hingga larut malam," kata Ketua Harian Tim 7, Devitra di Payakumbuh, Senin.

Razia dimulai jam 23.30 WIB, diawali dengan pembubaran puluhan remaja bersama kendaraannya yang berlokasi di bawah kantor Satpol PP Bukik Sibaluik karena mengganggu lalu lintas.

"Setelah itu patroli Tim 7 menuju terminal Koto Nan 4 yang sering digunakan remaja berkumpul dengan menenggak miras dan menghisap lem," papar Devitra.

Namun pada saat tim datang, sejumlah remaja yang berkumpul langsung tancap gas dan dua orang remaja kalah cepat dari petugas sehingga diamankan beserta kendaraannya yang tidak lengkap, baik surat-surat maupun kelengkapan kendaraan lainnya.

Dari terminal, tim menuju Kafe KS di kawasan Padang Datar. Disini tim mengamankan 4 orang karyawan dan pengunjung karena tidak dapat menunjukan kartu identitas.

Patroli berlanjut ke Jalan Lingkar Utara, Pasar Padang Kaduduak dan Simpang Warna-warni Tanjuang Anau namun tidak ditemukan adanya pelanggaran terhadap perda.

Kemudian tim bergegas mengitari Jalan Lingkar Selatan Payobasung, Padang Alai, serta gelanggang Kubu Gadang, juga tidak terdapat pelanggaran perda disana.

Sebelum mengakhiri patrolinya, tim melakukan plesiran ke Jalan Soekarno-Hatta untuk membubarkan puluhan kendaraan yang mangkal di beberapa titik padahal jam sudah menunjukan pukul 03.00 WIB.

Sebelum kembali ke posko, tim 7 menyambangi sejumlah saluang organ di jalan Lingkar Utara dan kawasan ngalau karena kagiatan saluang ini biasanya berlansung sampai jam 03.00 atau jam 04.00 dini hari.

"Kita meminta kepada pemilik agar cukup memainkan saluang klasik saja karena kalau sudah kolaborasi dengan organ maka akan mengganggu warga sekitarnya, Di samping itu juga diminta untuk mengurus izin dan mengecilkan volume sound saluang sehingga cukup terdengar oleh pengunjung saja," terang Devitra.

Para wanita dan sejumlah remaja yang diamankan malam itu dilakukan pendataan yang ternyata pada umumnya bukan warga Kota Payakumbuh.

Mereka diberikan pembinaan dan yang masih remaja dipanggil orang tuanya dan membuat pernyataan tidak akan mengulangi sebelum akhirnya mereka dizinkan untuk pulang. (*)