31 korban Wamena Papua asal Pesisir Selatan mulai urus dokumen kependudukan

id pelayanan kependudukan,korban wamena,papua,korban kerusuhan wamena,korban kerusuhan papua,wamena,perantau minang,perantau pesisir selatan,berita pesis

31 korban Wamena Papua asal Pesisir Selatan mulai urus dokumen kependudukan

Seorang warga di ruang pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menunggu layanan dibuka. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama)

Painan, (ANTARA) - Sebanyak 31 perantau dari Wamena, Papua asal Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mulai mengurus dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) daerah setempat.

"Ke 31 perantau tersebut berasal dari Kecamatan Bayang, semuanya mengaku tidak lagi mengantongi dokumen kependudukan, baik KTP ataupun KK," kata Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Selatan, Masril di Painan, Rabu.

Ia menambahkan para perantau tersebut melaporkan hal itu ke Unit Kerja Layanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang ada di Kecamatan Bayang.

Baca juga: Pesisir Selatan dirikan Posko Khusus tampung perantau yang pulang dari Wamena Papua

"Bagi perantau lain yang mengalami hal serupa juga bisa melapor ke Unit Kerja Layanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang ada di tiap kecamatan, sehingga proses pembuatan dokumen kependudukannya bisa disegerakan," katanya lagi.

Proses pembuatan dokumen kependudukan bagi para perantau, lanjutnya, dilakukan dengan mengecek nama mereka di data induk, dan selanjutnya menerbitkan dokumen kependudukannya.

"Hal ini sudah kami koordinasikan dengan pejabat Kementerian Dalam Negeri, dan kami mendapat lampu hijau untuk merealisasikannya," katanya lagi.

Baca juga: Pendidikan anak korban Wamena Papua dipermudah, boleh sekolah tanpa seragam

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pesisir Selatan, Muskamal menyebutkan sudah ada sekitar 291 perantau asal daerah setempat dari Wamena yang tiba di kampung halaman, 43 orang merupakan warga Kecamatan Lengayang, 170 orang IV Nagari Bayang Utara, 14 orang asal Batang Kapas, empat orang asal Sutera, dan 60 orang dari Bayang.

Guna mempercepat berbagai layanan bagi mereka mulai dari akses pendidikan, kesehatan, pemulihan psikis dan lain sebagainya pihaknya membangun posko khusus.

"Posko akan disiapkan secepatnya, apakah nanti akan didirikan di Painan, Bayang atau Lengayang akan ditentukan dalam waktu dekat," kata dia.

Posko diharapkan menjadi jembatan antara para perantau dengan pemerintah kabupaten, sehingga berbagai kebutuhan mereka bisa terpetakan dan secepatnya dicarikan jalan keluarnya. (*)