Lulusan SMK Sumbar didorong untuk kerja di luar negeri

id tenaga kerja

Lulusan SMK Sumbar didorong untuk kerja di luar negeri

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar, Nasrizal. (ANTARA SUMBAR/ Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari berbagai jurusan didorong untuk menjadi tenaga kerja formal di luar negeri, salah satunya di Malaysia.

"Peluangnya saat ini sangat terbuka lebar. Kita akan bantu fasilitasi jika ada sekolah yang punya visi mendorong lulusannya kerja ke luar negeri," kata Kepala Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Sumbar Nasrizal di Padang, Selasa.

Menurutnya secara kualitas lulusan SMK di Sumbar sudah memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri, meski ada serangkaian tes yang harus dilewati dalam proses seleksi.

Kendala terbesar itu, kata Nasrizal, adalah kemampuan bahasa asing yang kadangkala masih sangat kurang sehingga sulit menyesuaikan diri di luar negeri.

"Bahasa asing, terutama bahasa Inggris, adalah salah satu syarat utama untuk kerja di luar negeri. Mungkin untuk Malaysia, kendala bahasa itu tidak terjadi," kata dia.

Karena itu, Disnakertrans Sumbar, menurut dia, bersedia menfasilitasi jika ada sekolah yang ingin memperkuat kemampuan bahasa asing siswanya dengan orientasi kerja di luar negeri.

Tidak hanya itu, Pemprov Sumbar juga membantu dalam hal biaya awal untuk bekerja di luar negeri melalui skema khusus di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumbar atau sering disebut Bank Nagari.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (DPD APJATI) Sumbar Tafyani Kasim menyebut tenaga kerja Sumbar di luar negeri selama ini ikut berperan besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat kampung halamannya.

Berdasarkan pengalaman, satu orang tenaga kerja formal di luar negeri bisa menghidupi empat orang di kampungnya, bahkan bisa berinvestasi juga dalam bentuk rumah maupun lahan pertanian.

Ia menyebut saat ini ada sekitar lima ribu tenaga kerja formal asal Sumbar yang ada di luar negeri. Sebagian besar mendapatkan perpanjangan kontrak hingga 10 tahun.

"Nanti saat mereka pulang ke kampung, akan bisa membuka lapangan kerja bagi sanak keluarganya," kata dia.