Gubernur tetapkan Riau darurat pencemaran udara akibat karhutla

id Gubernur riau,Riau darurat pencemaran udara,Kabut asap,Karhutla

Gubernur tetapkan Riau darurat pencemaran udara akibat karhutla

Pengendara kendaraan bermotor melaju di jalan yang dipenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Senin (14/9). Plt Gubernur Riau menginstruksikan kepada seluruh puskemas dan rumah sakit untuk beroperasi 24 jam karena Riau telah dinyatakan darurat pencemaran udara. ( ANTARA FOTO/Rony Muharrman/kye/15)

Pekanbaru, (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar menetapkan status darurat pencemaran udara akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Mulai hari ini kita tetapkan keadaan darurat pencemaran udara di Provinsi Riau," kata Syamsuar di Kota Pekanbaru, Senin pagi.

Masa status darurat, lanjutnya, berlaku mulai 23 September hingga 31 September. Apabila kondisi masih belum berubah maka status akan diperpanjang berlakunya.

Baca juga: Kabut asap makin pekat, jarak pandang di Bandara Minangkabau hanya dua kilometer

"Kita akan lihat perkembangan, semoga ada perubahan, hujan segera turun," kata Syamsuar yang juga menjabat Komandan Satuan Tugas Kahutla Riau itu.

Ia mengatakan Pemprov Riau segera menyiapkan tempat untuk evakuasi bagi warga yang rentan terkena dampak asap akibat pencemaran udara. "Misalnya untuk anak-anak, termasuk ibu-ibu hamil dan orangtua yang asma akan dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Kondisi kabut asap di Riau terus memburuk dalam tiga hari terakhir. Pekanbaru pada pagi ini masih berselimut kabut asap pekat yang berbau menyengat.

Baca juga: Kepekatan asap di Sumbar meningkat Senin siang, BMKG: Tutup hidung dan mulut saat keluar rumah

Selain karena asap sisa karhutla di daerah Riau sendiri, asap di Pekanbaru juga hasil kiriman dari Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel), yang dilanda kebakaran lebih besar dari Riau.

Berdasarkan data BMKG Pekanbaru, pantauan satelit terra aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukkan ada 1.591 titik panas yang jadi indikasi karhutla di Sumatera. Daerah paling banyak adalah di Provinsi Sumsel yakni 675 titik, dan Jambi 505 titik, dan Riau sendiri ada 256 titik panas.

Kabut asap pekat membuat jarak pandang di Pekanbaru pada pagi ini hanya 500 meter. Pada alat pemantau polutan BMKG menunjukkan angka pencemaran partikel PM10 di udara sejak Minggu malam hingga Senin pagi berkisar 500 hingga 700. Angka itu sudah jauh di atas kategori berbahaya. (*)

Baca juga: Di Jambi, ASN dan PTT hamil diliburkan akibat kualitas udara berbahaya

Baca juga: Pemkab Agam Liburkan Seluruh Siswa Akibat Kabut Asap

Baca juga: Solok Selatan Liburkan Sekolah Akibat Kabut Asap

Baca juga: Kabut asap kian pekat, Pemkab Solok liburkan sekolah tiga hari

Baca juga: Posko pengungsian PKS Riau rawat 204 korban asap

Baca juga: Jarak pandang di Sumbar hanya tiga kilometer akibat kabut asap