Bukittinggi, (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Sumatera Barat menyatakan kualitas udara di provinsi tersebut sudah masuk level tidak sehat.
Kepala BMKG Stasiun GAW Wan Dayantolis dalam keterangannya diterima di Bukittinggi, Sabtu, mengatakan konsentrasi polusi partikulat (pm10) yang terukur di Stasiun GAW sudah menunjukkan angka 260 µgram/m3.
Angka tersebut berada di atas nilai ambang batas konsentrasi polutan partikulat yang dibolehkan berada di udara ambien yaitu 150 µgram/m3.
Selanjutnya berdasarkan parameter Atmosphere Optical Depth (AOD) yang merupakan indikator untuk mengukur kekeruhan udara menunjukkan angka 1,6.
Nilai AOD di atas 1 menandakan bahwa udara sudah tercemar partikulat seperti debu dan asap akibat kebakaran.
Ia menerangkan berdasarkan pantauan dari Satelit Himawari menunjukkan asap terpantau sudah merata di wilayah Sumbar dengan kondisi paling pekat berada di wilayah perbukitan arah timur Sumbar.
"Terpantau paling pekat di Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh serta Sawahlunto," katanya.
Pola angin secara umum mengarah dari arah tenggara yang merupakan lokasi paling banyak terdeteksi hotspot dan terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Karena kondisi itu, hujan yang sempat mengguyur beberapa wilayah di Sumbar dalam beberapa hari terakhir belum mampu mencuci udara karena sumber polutan berasal dari luar Sumbar.
Kondisi kualitas udara yang semakin menurun diharapkan menjadi pertimbangan bagi pemangku kepentingan dan pihak terkait di Sumbar dalam menentukan langkah antisipasi terhadap kemungkinan kondisi lebih buruk.
"Masyarakat sedapat mungkin agar mengurangi aktivitas di luar ruangan dan jika keluar ruangan sebaiknya menggunakan penutup hidung dan mulut," katanya.
Jika kemudian terjadi hujan, masyarakat diminta menghindari kontak langsung karena tingkat keasaman air hujan cenderung tinggi akibat tingginya kandungan polutan di udara.
Sementara pada Sabtu pagi, BMKG merilis Sebanyak 1.182 titik panas indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terpantau di wilayah Sumatera paling banyak di Provinsi Jambi sebanyak 499 titik.
Sebaran hotspot lainnya yaitu Sumatera Selatan 391 titik, Riau 198 titik, Bangka Belitung 40 titik, Lampung 33 titik, Kepulauan Riau 9 titik, Sumbar delapan titik dan Bangkulu serta Sumatera Utara masing-masing dua titik.
Kondisi kualitas udara yang semakin menurun di Sumbar telah membuat sejumlah daerah meliburkan sekolah seperti di Dharmasraya, Sijunjung dan Tanah Datar untuk mengurangi dampak kabut asap pada kelompok rentan terutama anak-anak. (*)
Berita Terkait
Kemenhub: Jalur udara pemudik terbanyak angkutan umum pada H-2 Lebaran
Rabu, 10 April 2024 6:04 Wib
Menlu: RI siap kirim bantuan Palestina-Sudan dari jalur udara
Selasa, 26 Maret 2024 16:23 Wib
Serangan udara baru AS-Inggris targetkan Houthi di Yaman
Selasa, 5 Maret 2024 9:02 Wib
Kopaska TNI latihan terjun dan evakuasi medis udara di Jakarta
Senin, 4 Maret 2024 20:32 Wib
Pesawat F-16 di Skadron Udara 16
Senin, 5 Februari 2024 17:08 Wib
Polusi udara Jakarta
Kamis, 14 Desember 2023 12:32 Wib
Sumbar-FIELD jalin kerja sama bidang pertanian ramah lingkungan
Selasa, 5 Desember 2023 18:40 Wib
Sumbar lobi tiga maskapai untuk buka rute ke Bandara Mentawai
Selasa, 21 November 2023 16:31 Wib