38.552 WNA datang ke Sumbar, tiga daerah tujuan utama

id Imigrasi Sumbar,Pengawasan Orang Asing,Jumlah WNA ke Sumbar

38.552 WNA datang ke Sumbar, tiga daerah tujuan utama

Tim PORA Sumbar berfoto bersama sebelum menggelar rapat koordinasi di Padang, Selasa (17/9). (ANTARA/Fathul Abdi)

Padang (ANTARA) - Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat (Sumbar) mencatat jumlah kedatangan Warga Negara Asing (WNA) ke daerah itu via bandara lebih dari 30.000 orang.

"Berdasarkan data kedatangan WNA di Bandara Internasional Minangkabau sejak Januari hingga agustus 2019, jumlah penumpang WNA tercatat sebanyak 38.552 orang," kata Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham Sumbar Yayan Indriana, di Padang, Selasa.

Hal itu dikatakannya saat diwawancarai dalam kegiatan rapat koordinasi tim Pengawasan Orang Asing (PORA) provinsi di Padang.

Sementara WNA yang meninggalkan Sumbar, katanya, hingga Agustus 2019 tercatat sebanyak 34.164 orang.

"Untuk jalur udara itu ada dua segmen yaitu penerbangan langsung ke Sumbar dari Malaysia, dan ada yang dari daerah lain melalui penerbangan domestik," katanya.

Ia mengatakan untuk Sumbar saat ini ada dua Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) pertama Bandara Internasional Minangkabau (BIM), kedua Pelabuhan Teluk Bayur.

Sementara untuk data kedatangan di pelabuhan sampai Agustus 2019, jumlah penumpang sebanyak 50 orang, dan 64 orang meninggalkan Sumbar.

"Tingginya kunjungan orang asing tentu menjadi perhatian kami untuk meningkatkan pengawasan, dan rapat koordinasi tim PORA adalah bagian dari hal tersebut," katanya.

Selama 2019, Imigrasi menindak lima warga asing yang menyalahi izin tinggal di Sumbar, mereka dideportasi ke negara masing-masing.

"Kita ke depan akan mengupayakan penindakan hukum bagi para pelanggar selain deportasi," katanya.

Dari 19 kabupaten atau kota di provinsi setempat, daerah yang banyak dituju oleh orang asing adalah Kota Padang, Bukittinggi, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

"Kunjungan ke Sumbar didominasi oleh kepentingan wisata dan menjenguk keluarga," jelasnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mengawasi kegiatan orang asing di wilayah setempat.

Pada bagian lain, rapat koordinasi bertujuan untuk menyamakan persepsi serta bertukar informasi demi meningkatkan pengawasan.

Mengingat tim PORA berasal dari berbagai instansi di antaranya kepolisian, kejaksaan, TNI, pemerintahan, dan lainnya.