Cekcok dengan isteri, pria di Tanah Datar ini bunuh diri tusuk dadanya dua kali pakai belati

id Seorang pria bunuh diri di tanah datar,bunuh diri di tanah datar,bunuh diri,berita tanah datar,berita sumbar,sumbar terkini

Cekcok dengan isteri, pria di Tanah Datar ini bunuh diri tusuk dadanya dua kali pakai belati

Kapolsek Pariangan Iptu Jenedi melakukan pemeriksaan jenazah Yul Hendri (38) warga Bendang Baruah, Nagari Simabua, Kabupaten Tanah Datar yang menancapkan pisau ke dada bagian kirinya usai cekcok dengan isteri. (Antara/Dokumen Polres Tanah Datar)

Batusangkar, (ANTARA) - Yul Hendri (38) warga Bendang Baruah, Nagari Simabua, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat nekad menghabisi nyawanya sendiri dengan menusukkan pisau belati sebanyak dua kali ke dada kirinya usai cekcok dengan isterinya pada Senin (16/9) sore.

Kasat Reskrim Polres Tanah Datar AKP Purwanto melalui Kapolsek Pariangan Iptu Jenedi di Batusangkar, Selasa, mengatakan kejadian tersebut berawal ketika isteri korban Murni (35) sedang makan siang, dan korban dalam keadaan tidur.

Sesudah makan korban terbangun dan terjadi pertengkaran kecil, dan mengeluarkan perkataan keras kepada isterinya, "ndak sanang kau den pakai piti kau tuk baburu" (tidak senang kamu uang kamu saya pakai untuk berburu babi).

Kemudian terjadi cekcok antara keduanya, lalu korban menarik istrinya ke kamar tidur dan berkata "ko nan kalamak dek kau" (ini yang enak sama kamu) sambil menusukkan pisau belati ke dada sebelah kirinya sebanyak dua kali.

"Setelah penusukan itu Yul Hendri langsung roboh bersimbah darah, dan terkapar di dalam rumahnya," katanya.

Melihat kejadian itu Marni langsung lari keluar rumah, dan berteriak meminta tolong kepada tetangga atas nama Linda (41). Melihat korban bersimbah darah Linda kemudian memberitahukan kepada warga lainnya.

Saat ini kasus tersebut dalam penyelidikan Sat Reskrim Polres Tanah Datar. Namun untuk sementara waktu penyidik menyimpulkan bahwa kejadian ini adalah murni bunuh diri yang dikuatkan oleh saksi-saksi dan barang bukti.

Selain itu pihak keluarga juga telah ikhlas menerima kematian korban, dan tidak mau dilakukan otopsi atau bedah mayat dengan dibuatnya surat pernyataan dari pihak keluarga korban. (*)