LL Dikti wilayah X dorong kewirausahaan mata kuliah utama PTS

id Ll dikti

LL Dikti wilayah X dorong kewirausahaan mata kuliah utama PTS

Kelapa LL Dikti wilayah X Prof Herri. (ANTARA SUMBAR/Laila)

Padang (ANTARA) - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah X mendorong supaya kewirausahaan sebagai mata kuliah utama yang diajarkan di Perguruan Tinggi Swasta.

Kepala LL Dikti Wilayah X Prof Herri di Padang, Sabtu, mengatakan negara Indonesia merupakan negara yang kaya dan harus dikelola oleh sumber daya manusia yang unggul dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Selain itu, ia juga menekankan agar mata kuliah kewirausahaan menjadi perhatian bagi setiap Perguruan Tinggi Swasta tanpa terkecuali.

"Karena aspek bisnis ini perlu diajarkan ke mahasiswa, bahkan mahasiswa kesehatan juga perlu mempelajari tentang kewirausahaan supaya negara kita yang kaya ini dikelola oleh anak bangsa," ujar dia.

Selain itu, ia menyarankan agar setiap PTS mendorong mahasiswanya dengan memberikan apresiasi yang tinggi berupa sertifikat penghargaan bagi mahasiswa yang telah menjalankan usaha.

"100 orang mahasiswa yang tamat dari Perguruan Tinggi tidak lebih dari 40 orang yang diterima sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), lalu yang 60 orang lainnya entah ke mana," katanya.

Tentu hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengarahkan para mahasiswa yang sudah tamat dari PTS agar tidak menjadi pengangguran dan salah satu solusinya ialah menjadikan mereka sebagai wirausaha.

"Pada 2018 mahasiswa yang mengikuti ujian ASN sekitar 3,8 juta, sedangkan yang diterima hanya sekitar 400 ribu atau 10 persen, sekitar 20 persen mendaftar di beberapa perusahaan swasta dan sekitar 10 persen menikah, lalu yang enam puluh persen dapat disimpulkan pengangguran," katanya.

"Ada dua penyebab terjadinya hal demikian yakni tidak sesuainya kurikulum di PTS dengan kebutuhan yang ada dan terbatasnya lapangan usaha," sambungnya.

Ia juga mengatakan Indonesia tengah dihadapkan dengan revolusi industri 4.0 dan semua pekerjaan manusia akan digantikan dengan alat yang serba digital.

"Tentunya peluang mencari pekerjaan bagi anak bangsa semakin menipis, karena kita tidak hanya bersaing dengan sesama manusia tetapi juga dengan robot," ujarnya.

Ia merencanakan kedepannya akan dilaksanakan Entrepreneurship Award yang ke tiga di Universitas Ibnusina di Batam. (*)