Petani jagung Solok Selatan terancam gagal panen karena serangan hama ulat

id Solok selatan,hama,petani,jagung,2019,indonesia

Petani jagung Solok Selatan terancam gagal panen karena serangan hama ulat

Seorang petani di Kabupaten Solok Selatan mengatasi hama ulat yang menyerang tanaman jagung dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida, Sabtu (ANTARA / Erik Ifansya Akbar)

Padang Aro (ANTARA) - Petani jagung di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat diserang hama ulat grayak yang bisa berakibat menurunnya produksi hingga gagal panen.

Salah seorang petani jagung Hendra (43),di Padang Aro, Sabtu, mengatakan, serangan hama ulat ini mulai terlihat saat jagung berusia dua hingga tiga minggu atau masih dalam masa pertumbuhan.

"Dengan banyaknya serangan hama ulat ini membuat kami para petani harus mengeluarkan biaya dan tenaga lebih untuk memberikan insektisida," ujarnya.

Dia mengatakan, akibat hama ulat ini membuat daun tanaman jagung bolong-bolong hingga memutih dan putus sehingga menghambat pertumbuhannya.

Kalau sudah terlihat serangan hama maka harus secepatnya diberi insektisida kalau tidam maka pucuk daun bisa habis dan membuat tanaman tidak berkembang.

Warga lainnya Epi (38) menyebutkan, biasanya ulat ini mulai menyerang tanaman jagung saat usia pemupukan pertama yaitu 17-21 hari.

"Kalau tidak segera ditangani maka daun jagung bisa habis dan pucuknya juga dipotong yang berakibat jagung tidak berkembang," katanya.

Dia menyebutkan, biasanya proses pemberian insektisida tidak cukup sekali tetapi bisa dua sampai tiga kali hingga ulatnya habis.

Kalau hanya sekali katanya, ada tanaman yang terlewatkan dan ulatnya kembali menjalar ke tanaman disekitarnya dan dengan cepat menyebar.

Dia mengatakan, ada petani yang pernah tidak memberikan insektisida dan hasil panennya sangat sedikit karena buah jagung kecil-kecil.

"Masa pertumbuhan jagung yang sangat berpengaruh yaitu mulai 14-50 hari dan di fase ini biasanya ulat menyerang," katanya.

Kalau sudah lewat umur 50 hari katanya, jagung mulai berbunga dan berbuah sehingga saat usia sebelum 50 hari sangat berpengaruh bagi pertumbuhan jagung.

Saat ini harga biji jagung kering di Solok Selatan masih stabil di angka Rp3.700 perkilogramnya.

Salah seorang pengepul Inas (37) mengatakan, sekarang ia membeli jagung petani diharga Rp3.700 perkilo dan harga ini sudah bertahan cukup lama.

"Sebagian besar jagung dari Solok Selatan dijual ke Peternak untuk pakan ayam," ujarnya.