Malam hingga pukul 10.00 Wib pagi kualitas udara buruk, BMKG sarankan aktivitas luar ruangan siang hari (Video)

id kualitas udara,berita sumbar,berita padang,sumbar terkini,padang terkini,kualitas udara sumbar terkini,kabut asap

Malam hingga pukul 10.00 Wib pagi kualitas udara buruk, BMKG sarankan aktivitas luar ruangan siang hari (Video)

Kekaburan udara pagi di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam akibat polusi asap kebakaran hutan yang terjadi di daerah sekitar Sumbar. (Antara Sumbar/ Ira Febrianti)

Bukittinggi, (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, menyatakan pada malam hari hingga pukul 10.00 WIB sebagai waktu dimana udara berkualitas buruk di Sumatera Barat.

"Kualitas udara lebih buruk pada malam hari, lalu dini hari hingga pukul 10.00 WIB," kata Kepala BMKG Stasiun GAW Wan Dayantolis dikonfirmasi dari Bukittinggi, Jumat.

Pada waktu tersebut polusi cenderung lebih pekat karena atmosfer dalam keadaan stabil sehingga polutan terperangkap di permukaan sementara pada siang hari atmosfer tidak stabil sehingga dapat membawa polutan ke lapisan yang lebih tinggi.

Saat siang hari pergerakan angin juga lebih kencang menyebabkan polutan akan terbawa ke tempat lain.

"Dalam kondisi berkabut seperti saat ini, jika memang mau beraktivitas di luar ruangan sebaiknya siang hari. Namun tetap perlu dibatasi terutama bagi kelompok rentan seperti orang tua dan anak," jelasnya.

Dianjurkan pula jika beraktivitas di luar ruangan agar menggunakan masker untuk mengurasi risiko gangguan pernapasan akibat menghirup udara tidak bersih.

BMKG memprakirakan kondisi kabut asap di Sumbar masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan karena peluang hujan kecil dalam rentang waktu tersebut.

"Kondisi kemarin, Kamis(12/9) merupakan salah satu yang terparah di Sumbar dalam tahun ini tapi potensinya masih lanjut karena prakiraan peluang hujan kecil beberapa hari ke depan," katanya.

Kualitas udara yang terukur di Stasiun GAW yang berlokasi jauh dari permukiman dan aktivitas industri sudah berada di level sedang, maka di daerah yang kabut asap tampak lebih jelas dipastikan konsentrasi polusi partikulat lebih tinggi.

Penurunan kualitas udara yang sudah terjadi setiap tahun akibat kebakaran hutan dan lahan menurutnya mestinya bisa lebih meningkatkan kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan.

"Polusi udara ini tidak bisa hanya satu pihak yang tangani melainkan bersama-sama. Kesadaran atas lingkungan sudah seharusnya dimiliki mengingat kejadian kebakaran lahan ini sudah setiap tahun terjadi," katanya. (*)

Video udara, dampak kabut asap di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (13/09/2019)