Kabut asap makin tebal, Solok Selatan lakukan pengujian kualitas udara

id kabut asap,uji kualitas udara,solok selatan terkini,sumbar terkini

Kabut asap makin tebal, Solok Selatan lakukan pengujian kualitas udara

Sejumlah kendaraan melintasi jalan Nasional di Timbulun Solok Selatan yang sudah mulai tertutupi kabut asap kiriman dari daerah lain. (Antara Sumbar/Erik IA)

Padang Aro, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat melakukan pengujian dan analisis kualitas udara menyusul kabut asap kiriman dari provinsi tetangga yang semakin tebal di daerah itu.

"Dalam pengujian kami memakai ambang baku mutu parameter PM 10 dengan durasi waktu pengukuran 24 jam dengan ambang batas 150 mikrogram per meter kubik, dan hasil analisis kualitas udara butuh waktu dua hari," kata Sekretaris Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perumkin dan LH) Solok Selatan, Novi Hendrix di Padang Aro, Rabu.

Dia mengatakan, untuk pengujian analisis udara kali ini pihaknya fokus di tiga titik yaitu di Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu, Timbulun Kecamatan Sangir dan Lubuak Malako Sangir Jujuan.

Selain itu katanya, apabila saat pengujian turun hujan pengujian tidak bisa dilanjutkan sehingga harus diulang lagi.

Untuk pengujian kualitas udara ini katanya, dilakukan dua kali dalam setahun di 14 titik tetapi karena sudah tiga hari ini kabut asap semakin tebal maka pihaknya melakukan pengujian.

Melihat kondisi saat ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker kalau beraktivitas diluar ruangan.

"Sebagai bentuk kewaspada kita terhadap kesehatan sebaiknya menggunakan masker saat aktivitas diluar ruangan tetapi bukan berarti udara di Solok Selatan sudah tercemar karena kami masih melakukan pengujian yang hasilnya bisa didapat dua hari lagi," ujarnya.

Piahknya belum mengetahui dari daerah mana asal kabut asap ini tetapi memang sejak tiga hari terakhir mulai tebal.

Dia menyebutkan, kabut asap juga telah membuat jarak pandang di Solok Selatan berkurang dari batas normal.

"Kabut asap kiriman hampir tiap tahun terjadi dan pada 2018, bersumber dari Riau tetapi untuk saat ini, belum diketahui dari mana sumbernya," katanya.

Dia menambahkan, di Solok Selatan saat ini tidak memiliki sumber api yang berdampak pada kabut asap.

"Memang beberapa kali terjadi kebakaran lahan seperti, di wilayah perkebunan Sangir Balai Janggo dan Sangir Batang Hari tetapi tidak berpengaruh terhadap kualitas udara di Solok Selatan," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman mengatakan, saat ini memang sudah terdeteksi adanya kekaburan udara akibat kabut asap dan pihaknya sudah menjalin koordinasi lintas sektor, terutama dengan Dinas Perumkin dan LH untuk mencari tahu apakah kadar udara saat ini masih aman atau belum melewati ambang batas.

"Pihak LH sekarang sedang melakukan pengukuran kadar udara bersih dan hasilnya akan memberikan gambaran tindakan kesehatan yang akan kami ambil," katanya.

Dia mengingatkan masyarakat tetap waspada karena kabut asap bisa merusak kesehatan seperti sesak nafas atau ISPA, batuk dan penyakit lainnya. (*)