Para orang tua di Bukik Ase nonton bareng film "Kalau Cinta Boleh Marah ?"

id bukik ase, rangkul, literasi keluarga, pengasuhan, pendidikan keluarga

Para orang tua di Bukik Ase nonton bareng film "Kalau Cinta Boleh Marah ?"

Para orang tua di Bukik Ase nonton bersama film bertema Kalau Cinta Boleh Marah ? di Padang, Minggu (8/9) (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Puluhan orang tua di Bukik Ase, Lolo Gunung Sarik, Kelurahan Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji, Padang berkesempatan mengikuti nonton bareng film bertema keluarga yang merupakan kegiatan kelas pengasuhan diselenggarakan oleh komunitas Relawan Keluarga Kita (Rangkul) di Padang, Minggu.

Para orang tua yang dominasi ibu-ibu yang sehari-hari bertani itu diajak nonton bersama dengan tema Kalau Cinta Boleh Marah ? berlokasi di Bukik Ase yang merupakan kampung baca dan kreativitas.

Berlokasi di pondok bambu tanpa dinding menggunakan laptop yang diperbesar lewat proyektor para ibu terlihat antusias menyaksikan film pendek yang diproduksi oleh Yayasan Rangkul Keluarga Kita.

Film yang bercerita tentang bagaimana mengelola marah dalam keluarga diantara orang tua dengan anak tersebut juga dipenuhi adegan lucu.

Usai pemutaran film dilanjutkan dengan diskusi dipandu oleh Koordinator Wilayah Relawan Rangkul Zulda Musyarifah dan Ria Oktorina.

Salah seorang orang tua Nurlischan bertanya bagaimana cara melarang anak memakai telepon pintar karena nyaris tak kenal waktu dan tak mau diingatkan.

Menyikapi hal itu relawan Rangkul Ria Oktorina menyampaikan salah satu cara mengingatkan adalah dengan menggunakan pilihan bahasa yang tepat kepada anak.

"Misalnya ibu merasa sedih kalau ananda terus-terusan bermain HP sampai lupa waktu," katanya.

Menurutnya marah kepada anak diperbolehkan tapi tidak boleh marah terus menerus karena jangankan anak orang dewasa saja tidak mau terus menerus dimarahi.

Ia menjelaskan Relawan keluarga kita fokus pada pendidikan keluarga dan ada dua kegiatan yaitu sesi bicara dan sesi nonton bareng dengan tema besar materinya adalah hubungan reflektif, disiplin positif dan belajar efektif.

Untuk sesi bicara ditujukan kepada orang tua yang punya akses dengan mengikuti kelas bertemakan pengasuhan. Sedangkan sesi nonton bersama ditujukan kepada orang tua yang tidak punya akses.

Biasanya kami memutar film tentang pengasuhan kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama, katanya.

Ia menyampaikan untuk nonton bersama akan digelar sembilan kali dengan sembilan episode berbeda dengan kelas pengasuhan lainnya yang hanya sekali saja.

"Inti dari pengasuhan itu adalah berkelanjutan, jadi materinya sedikit, diskusi kemudian praktik," kata dia.

Ia melihat untuk pendidikan keluarga belum banyak pihak yang fokus dan relawan keluarga memilih orang tua di Bukik Ase karena di sini ada PAUD gratis dan orang tuanya juga perlu diberi pembekalan.

Relawan Keluarga Kita siap diundang untuk menyelenggarakan kelas pengasuhan baik sesi bicara maupun nonton bersama, ujar dia