Bawang merah dan angkutan udara sumbang deflasi di Padang, bawang terbesar capai 26,60 persen

id bawang merah, inflasi padang

Bawang merah dan angkutan udara sumbang deflasi di Padang, bawang terbesar capai 26,60 persen

Petani di Alahan Panjang mengeringkan bawang merah yang sudah selesai di panen. (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Penurunan harga bawang merah dan angkutan udara menjadi dua komoditas penyumbang deflasi di Kota Padang pada Agustus 2019 berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik Sumatera Barat.

"Pada Agustus 2019, di Padang mengalami deflasi 0,10 persen dengan andil terbesar bawang merah 26,60 persen dan angkutan udara 15,43 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Senin.

Menurut dia, selain bawang merah dan angkutan udara beberapa komoditas lain penyumbang deflasi yaitu daging ayam ras, tomat sayur, pepaya, jengkol, bawang putih, tongkol,ambu-ambu, udang basah dan keruk.

Sebaliknya sejumlah komoditas strategis masih mengalami kenaikan harga pada Agustus 2019 yaitu cabai merah, emas perhiasan, sekolah dasar, beras, cabai hijau, kacang panjang, telur ayam ras, buncis dan anak sala.

Ia memaparkan dari 23 kota di Sumatera delapan kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Metro sebesar 0,41 persen dan terendah di Banda Aceh 0,07 persen.

Sukardi memaparkan dengan turunnya harga tiket pesawat mulai berdampak pada terjadinya deflasi di Kota Padang. Berdasarkan pantauan melalui situs salah satu penyedia tiket terpantau harga tiket untuk rute Padang-Jakarta menggunakan maskapai berbiaya murah mencapai Rp800 ribu dan untuk maskapai dengan pelayanan penuh Rp1,6 juta.

Harga tersebut mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya yang untuk maskapai berbiaya murah Rp1,3 juta dan maskapai berbiaya penuh Rp1,9 juta.

Sementara harga bawang merah pada tingkat pedagang saat harga naik di Pasar Raya Padang sempat mencapai Rp35 ribu per kilogram dari harga normal sekitar Rp24 ribu per kilogram. (*)