Kabupaten Agam jadi dapur Pesilat di Sumbar

id silat, silat art festival

Kabupaten Agam jadi dapur Pesilat di Sumbar

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Habit menyerahkan penghargaan kepada peserta Silek Arts Festival di Pasar Rabaa, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sabtu (31/8) malam. (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung, (ANTARA) - Bupati Agam, Sumatera Barat Indra Catri mengatakan daerah itu merupakan dapur pesilat di Sumbar karena banyak melahirkan atlet yang handal dan meraih juara di berbagai kejuaraan.

"Agam keluar sebagai juara berturut-turut semenjak 2017-2018 pada Gelanggang Silih Berganti (GSB) tingkat Sumbar," katanya saat penutupan Silat Arts Festival di Pasar Rabaa Kecamatan Tanjungraya, Sabtu (31/8) malam.

Ia mengatakan Agam juga keluar sebagai juara kedua perolehan medali saat Pekan Olahraga Provinsi 2018 setelah Kota Padang dan meraih juara saat O2SN tingkat Sumbar.

Selain itu, tujuh pesilat Agam mengikuti seleksi Pra PON pada 2019 dan belum pesilat kabupaten dan kota yang ikut seleksi Pra PON berasal dari Agam.

"Ini dasar maka Agam merupakan dapurnya pesilat di Sumbar," kata bupati dua periode itu.

Ia menambahkan pesilat itu berasal dari 160 sasaran silat yang tersebar di 82 nagari dan sekolah.

Agam, tambahnya, merupakan daerah yang memiliki sasaran silat cukup banyak di Sumbar.

"Tidak ada kabupaten dan kota sesubur ini dalam membentuk sasaran dan kita telah memiliki ekstrakurikuler silat di SD dan SMP semenjak beberapa tahun lalu," katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit berharap kabupaten dan kota untuk mencontoh Agam dalam membuat sasaran silat lebih banyak dan ekstrakurikuler silat di sekolah.

"Dengan adanya pembinaan itu, maka akan lahir pesilat yang akan mengharumkan daerah," katanya.

Silek Arts Festival 2019 dimulai sejak 19 sampai 31 Agustus, melibatkan lima daerah sebagai tuan rumah yaitu, Kota Padang, Solok, Payakumbuh, Kabupaten Sijunjung, dan Agam.

Menurutnya, kelima daerah ini sudah menyelenggarakan SAF 2019 dengan baik dalam rangka menggali kembali budaya Minangkabau. Sebab silek merupakan budaya turun temurun yang harus tetap berkembang di Minangkabau.

“Kita mengharapkan event yang sudah digelar dua tahun ini dapat menggali potensi silek di Sumbar, sehingga generasi semakin gemar untuk mempelajari seni bela diri khas Minangkabau ini,” ujarnya.

Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Keementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan menambahkan kekayaan kebudayaan cukup banyak di Sumbar.

Untuk itu masyarakat diimbau menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.

"Silat merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki Minangkabau," katanya.