Harga minyak dunia jatuh jelang badai, tetap bukukan kenaikan mingguan

id harga minyak,minyak WTI,minyak Brent,OPEC +,perang dagang

Harga minyak dunia jatuh jelang badai, tetap bukukan kenaikan mingguan

Ilustrasi - Anjungan pengeboran minyak. ANTARA/Ridwan Triatmodjo

New York, (ANTARA) - Harga minyak berjangka jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan minyak mentah AS turun hampir tiga persen menjelang badai di dekat pantai Florida yang dapat mengurangi permintaan, tetapi harga masih menuju kenaikan mingguan terbesar sejak awal Juli, didorong pelonggaran retorika perdagangan AS-China.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober, turun 0,65 dolar AS atau 1,1 persen menjadi ditutup pada 60,43 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober berkurang 1,61 dolar AS menjadi atau 2,8 persen menjadi menetap pada 55,1 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Badai Dorian memperoleh kekuatan ketika merayap lebih dekat ke pantai Florida pada Jumat (30/8/2019) waktu setempat, meningkatkan risiko bahwa bagian-bagian dari negara bagian AS akan terkena angin kencang, gelombang badai dan hujan lebat untuk jangka waktu yang lama setelah membuat pendaratan awal minggu depan.

"Pemodelan terbaru membuat Badai Dorian menghindari Teluk Meksiko, sementara menyapu seluruh negara bagian Florida, mengubahnya menjadi peristiwa yang menghancurkan permintaan untuk pasar energi daripada peristiwa gangguan pasokan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York, dikutip dari Reuters.

Produksi minyak mentah AS turun untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni, berkurang sebesar 33.000 barel per hari (bph) menjadi 12,08 juta barel per hari, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan bulanan yang dirilis pada Jumat (30/8/2019).

Dalam indikasi produksi di mendatang, perusahaan-perusahaan energi AS mengurangi 12 rig minyak dalam seminggu yang berakhir 30 Agustus, sehingga jumlah totalnya turun menjadi 742 rig, kata perusahaan jasa energi General Electric Co (GE) Baker Hughes, Jumat (30/8/2019). Jumlah rig menurun untuk bulan kesembilan berturut-turut ke level terendah sejak Januari tahun lalu.

Sementara itu, produksi minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik 80.000 barel per hari pada Agustus, kenaikan bulanan pertama tahun ini, menurut survei Reuters.

OPEC, Rusia dan non-anggota lainnya, aliansi yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat pada Desember untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari pada 2019. Produksi minyak Rusia pada Agustus sedikit lebih tinggi dari level yang disepakati dalam kesepakatan produksi dengan OPEC+, tetapi Moskow masih bertujuan untuk sepenuhnya mematuhi kesepakatan itu, kantor berita RIA dan Interfax mengutip pernyataan Menteri Energi Alexander Novak.

Harga minyak telah turun sekitar 20 persen sejak mencapai puncaknya pada 2019 di April, sebagian karena kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS-China dapat merugikan ekonomi global dan melemahkan permintaan minyak.

Pada Agustus saja, harga minyak mentah Brent membukukan penurunan bulanan 7,3 persen dan WTI turun 6,0 persen.

Namun minggu ini, WTI naik 1,7 persen dan Brent naik 1,8 persen, sebagian karena harapan bahwa ketegangan perdagangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia mereda.

Tim perunding perdagangan China dan AS mempertahankan komunikasi yang efektif, kata Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (30/8/2019) dalam jumpa pers harian di Beijing.

Para analis yang disurvei oleh Reuters memangkas perkiraan harga untuk Brent menjadi rata-rata 65,02 dolar AS pada tahun ini -- terendah dalam lebih dari 16 bulan -- mengutip melemahnya permintaan global yang disebabkan perlambatan ekonomi dan perang perdagangan.

Hedge fund dan manajer uang lainnya memangkas posisi neto jangka panjang dan opsi minyak mentah berjangka AS dalam minggu yang berakhir 27 Agustus dengan 20.049 kontrak menjadi 197.055, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengatakan pada Jumat (30/8/2019). (*)