SPR Plaza Padang masih gelap, Matahari pilih tutup karena sarananya butuh listrik

id SPR Plaza Padang,padang,sumbar,listrik diputus

SPR Plaza Padang masih gelap, Matahari pilih tutup karena sarananya butuh listrik

Suasana di dalam Sentral Pasar Raya (SPR) Plaza Padang, pada Rabu (28/8) pukul 10.30 WIB. (ANTARA/FathulAbdi)

Padang, (ANTARA) - Listrik di Sentral Pasar Raya (SPR) Plaza Padang, Sumatera Barat, masih belum menyala sejak diputus pada Selasa (27/8) siang.

Pantauan di lapangan pada pukul 10.30 WIB, suasana di dalam pusat perbelanjaan itu tampak remang-remang.

Meskipun demikian, beberapa toko di lantai satu terlihat tetap membuka tokonya untuk berjualan.

"Sampai sekarang listriknya belum menyala, kami terpaksa membuka toko gelap-gelapan," kata karyawan toko Optik Mekar Dedy Alfiandri.

Ia mengatakan toko yang sudah berjualan sekitar enam tahun itu memilih membuka toko demi menjaga kepercayaan para pelanggan.

Ia berharap pengelola serta pihak terkait bisa segera mencarikan solusi terhadap persoalan listrik itu, karena kondisi demikian merugikan pihaknya.

Sementara pihak Matahari yang ada di SPR Plaza tidak buka sama sekali, mengingat beberapa sarana dan prasarana pihaknya membutuhkan daya listrik untuk difungsikan.

Store Manager Matahari Irfan, mengatakan pihaknya masih menunggu jalan keluar dari kondisi tersebut, sehingga listrik bisa dinyalakan kembali.

"Karyawan tetap disuruh masuk walaupun tidak buka, ada juga beberapa karyawan yang dialihkan ke Matahari di Basko untuk sementara waktu," katanya.

Sebelumnya, listrik di pusat perbelanjaan itu sudah diputus sejak Selasa sekitar pukul 14.00 WIB.

Ketua Pedagang SPR Padang Harmaenis Jhon, sebelumnya mengatakan kondisi itu berimbas kerugian ke ratusan pedagang.

Kerugian dialami karena tidak berlangsungnya aktivitas jual beli antara konsumen dengan pedagang.

Ditengarai pemutusan listrik karena adanya tunggakan pembayaran listrik.

Perusahaan pengelola SPR Plaza Padang diketahui adalah PT Cahaya Sumbar Raya (CSR).

Perwakilan dari perusahaan Bharata Laksamana, saat diwawancarai Selasa (28/8) mengatakan pihaknya berusaha segera mencari solusi segera untuk persoalan tersebut. (*)