Tanggapan juara dunia Hendra Setiawan terkait pemindahan ibu kota

id kejuaraan dunia 2019, ibu kota, hendra setiawan, hendra ahsan, juara dunia 2019

Tanggapan juara dunia Hendra Setiawan terkait pemindahan ibu kota

Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan berpose pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di St. Jakobshalle, Basel, Swiss. (ANTARA/Fitri Supratiwi)

Jakarta (ANTARA) - Juara dunia bulu tangkis pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga berkomentar soal pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke dua wilayah di Kalimantan Timur yaitu Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara.

Hendra Setiawan, kepada ANTARA, Selasa, menilai Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi saat ini sudah terlalu padat dengan aktifitasnya.

"(Pemindahan ibu kota) juga buat pemerataan penduduk dan pemerataan pembangunan juga," kata pemain bulu tangkis senior yang prestasinya bersama Mohammad Ahsan terus menanjak itu.

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan adalah pasangan Indonesia yang sukses menjadi juara dunia pada Kejuaraan Dunia Bulu tangkis di Basel, Swiss, Minggu (25/8). Pada laga final mengalahkan wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dengan skor 25-23, 9-21, 21-15.

Baca juga: Mendukung, ini harapan Susy Susanti atas pemindahan ibu kota

Bagi pasangan dengan julukan The Daddies ini, predikat juara dunia bukan yang pertama karena pada 2013 dan 2015 juga sukses digenggam. Namun, untuk Hendra Setiawan jauh lebih banyak karena pada 2007 juga meraihnya namun bersama pasangan lain yaitu Markis Kido.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo memutuskan kawasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, sebagai kawasan ibu kota baru pemerintahan.

"Menyimpulkan ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8).

Baca juga: Hasil survei pindah ibu kota, 39,8 persen tidak setuju

Presiden mengatakan bahwa pemerintah telah mengkaji sejumlah calon kawasan ibu kota di Pulau Kalimantan dan dipilihnya Kalimantan Timur karena memenuhi sejumlah kriteria kebutuhan kawasan ibu kota, yaitu risiko bencana yang minim, memiliki lokasi strategis di tengah-tengah Indonesia.

Selanjutnya lokasi ibu kota batu berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda. Selain itu memiliki infrastruktur lengkap dan tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180.000 hektare.

Baca juga: Ibu kota pindah, konstruksi dan properti bakal jadi primadona investasi