IHSG lanjutkan pelemahan

id IHSG,IHSG melemah

IHSG lanjutkan pelemahan

Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/pd. (ANTARA/RENO)

Jakarta (ANTARA) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu ditutup melanjutkan melemah sebesar 0,68 persen seiring minimnya sentimen positif yang beredar di pasar.

IHSG ditutup melemah 42,77 poin atau 0,68 persen ke posisi 6.252,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 11,14 poin atau 1,13 persen menjadi 971,55.

"Belum ada katalis positif yang beredar di pasar, baik eksternal maupun internal, situasi itu mendorong investor mengurangi aset sahamnya seraya memantau sentimen selanjutnya," ujar Direktur Utama PT Foster Asset Management Andreas Yasakasih di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, salah satu sentimen yang menjadi perhatian investor dari eksternal yakni sinyal kebijakan bank sentral Amerika Serikat (the Fed) terhadap suku bunga acuannya (Fed fund rate). Sementara dari internal, investor juga menanti arah kebijakan Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan.

Secara teknikal, lanjut dia, pada periode Agustus IHSG memang rentan terkoreksi mengingat sejumlah investor asing banyak yang melakukan liburan di musim panas.

"Historis menunjukkan memang Agustus melemah, karena mereka, terutama investor asing libur," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan faktor pelemahan ekonomi global akibat perang dagang telah membentuk sikap kehati-hatian pelaku pasar saham.

"Pelemahan ekonomi global pada tahun ini merupakan dampak kebijakan yang diambil pada tahun 2018. Kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2018, telah berimplikasi capital outflow di negara berkembang dan menimbulkan ketidakpastian di tahun 2019," katanya.

Berdasarkan data BEI pada hari ini (21/8) investor asing mencatatkan jual bersih atau foreign net sell sebesar Rp609,23 miliar.

Ia mengharapkan setiap kebijakan yang akan diterapkan oleh China dan AS dapat memicu pertumbuhan ekonomi global. Dengan begitu, respon pasar pada 2020 mendatang menjadi lebih optimistis.

Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI sebanyak 441.978 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,57 miliar lembar saham senilai Rp7,57 triliun. Sebanyak 147 saham naik, 249 saham menurun, dan 148 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei melemah 58,65 poin (0,28 persen) ke 20.618,57, indeks Hang Seng menguat 38,50 poin (0,15 persen) ke 26.270,03, dan indeks Straits Times melemah 12,05 poin (0,38 persen) ke posisi 3.123,90.