Rangkaian acara Festival Pamalayu, hadiah-hadiah yang menanti

id Festival Pamalayu,Ekspedisi Pamalayu,Dharmasraya,Candi Padang Roco

Rangkaian acara Festival Pamalayu, hadiah-hadiah yang menanti

Bupati Dhamasraya Sutan Riska Tuangku Kerajaan (dua dari kiri) didamping Kabag Humas Setdakab Budi Waluyo (kiri) dan Pandong Sapendra serta Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Sutan Henri (kanan) saat jumpa pers Festival Pamalayu (ist)

Provinsi (ANTARA) - Direktur Langgam Institute Pandong Spenra menjelaskan, Festival Pamalayu adalah rangkaian agenda sepanjang lima bulan dengan mengambil tempat di Jakarta dan Dharmasraya.

"Untuk di Jakarta, hanya pembukaan sekaligus seminar nasional. Selebihnya dipelbagai tempat di Dharmasraya hingga 7 Januari 2020," kata Pandong di Padang, Senin.

Sebagian dari kegiatan tersebut, menurutnya, digelar bekerja sama dengan Langgam Institute dan Langgam Production. Sebagian yang lain ditangani langsung Pemkab Dharmasraya dan juga bekerja sama dengan berbagai pihak.

Menurutnya, ada 10 jenis acara dalam Festival Pamalayu. Rinciannya, Peluncuran Festival Pamalayu dan Seminar di Museum Nasional, Jakarta, pada 22 Agustus 2019. Lalu, Workshop Heritage dan Trip Jurnalis pada 26-28 Oktober 2019.

Kegiatan ini merupakan pemberian materi tentang pentingnya memelihara heritage (warisan peninggalan kuno) kepada jurnalis agar generasi hari ini bisa belajar dari peradaban masa lalu dan sejarah. Sekaligus sebagai potensi penting yang bisa bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Pesertanya para jurnalis dikenalkan dengan berbagai heritage yang ada di Dharmasraya, sekaligus memberi konteks sejarahnya dalam peradaban masa lalu,” jelas Pandong. Untuk mekanisme peserta, beber Pandong, nanti akan disebar secara luas dan akan akan panitia khusus menggarapnya.

Serangkaian Festival Pamalayu, dalam rentang Agustus – Desember 2019, masyarakat umum bisa ikut merayakan Dharmasraya dengan mengikuti loma vlo g dan foto. Lomba vlog maupun foto, para peserta diminta mengabadikan berbagai peninggalan kuno dan heritage yang ada di Dharmasraya melalui foto dan vlog. Pandong mengatakan, vlog berdurasi pendek, sekitar 1-3 menit, terbuka untuk umum.

Peserta, jelasnya, diminta memberi laporan melalui video tentang berbagai atau salah satu peninggalan masa lalu di Dharmasraya, sebagai upaya mempromosikan Dharmasraya. “Lomba vlog dan foto akan dimulai pada Agustus hingga pertengahan Desember 2019. Lomba dibuka untuk umum, kecuali panitia yang terlibat dalam festival. Setiap vlog harus diposting di media sosial Instagram dan Facebook dengan terlebih dahulu mengikuti akun resmi festival dan menulis tagar tertentu,” beber Pandong.

Selain itu, juga ada lomba bagi para wartawan dengan tema berbagai peninggalan kuno dan heritage yang ada di Dharmasraya. “Tulisan harus dimuat di media cetak dan/atau online dalam rentang Agustus hingga pertengahan Desember 2019. Lomba dibuka untuk wartawan, kecuali panitia yang terlibat dalam festival,” ujar Pandong.

Baik lomba vlog, foto, maupun loma untuk wartawan, berhadiah masing-masing dengan nilai total puluhan juta rupiah. Rincian ketentuan lomba dan hadiah akan segera diumumkan setelah launching.

Setelah rangkaian lomba, puncak Festival Pamalayu adalah bentuk perayaan hari jadi Dharmasraya 7 Januari 2020, selama tujuh hari berturut-turut, 1-7 Januari 2020. Pada puncak perayaan, digelar pelbagai acara yakni Karnaval Arung Pamalayu, Jalan Sehat, Pawai Hari Jadi Dharmasraya, Pameran Artefak Kuno dan Pesta Rakyat.

Sekilas Dharmasraya

Kabupaten Dharmasraya secara administrastif lahir pada 7 Januari 2004, sehingga akan memperingati ulang tahun yang ke-16 pada 7 Januari 2020. Sesungguhnya, ratusan tahun sebelumnya, nama Dharmasraya sudah ada dalam berbagai catatan sejarah.

Salah satu catatan sejarah yang mematri nama Dharmasraya adalah Arca Amogaphasa yang saat ini disimpan di Museum Nasional bersama Arca Bhairawa. Keduanya ditemukan di Dharmasaya sebagai bukti sejarah besar di masa lalu. Selain berbagai termuan artefak kuno serta bekas candi di beberapa tempat, antara lain di situs Padang Roco dan Pulau Sawah.

Arca amogaphasa yang menjadi titik penting dalam sejarah tersebut merupakan hadiah Raja Singosari Kertanegara kepada Raja dan masyarakat Dharmasraya, dan dibawa dalam ‘Ekspedisi Pamalayu’ yang pada 22 Agustus 1286.

Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Ekspedisi Pamalayu merupakan penaklukan Singosari atas Sumatra. Sementara, sebagian yang lain berpendapat bahwa hal tersebut merupakan ekspedisi persahabatan untuk menjalin persatuan. Silang pendapat tersebut kita serahkan kepada sejarawan dan ahli untuk membahasnya dalam forum ilmu pengetahuan.

Hal yang pasti, Dharmasaya punya peradaban masa lalu, yang bisa dilihat dari sejumlah peninggalan sejarah dan budaya seperti Candi Pulau Sawah, Padang Roco dan Awang Maombiak. Selain itu, juga masih terdapat beberapa kerajaan yang masih eksis hingga kini juga dengan berbagai peninggalannya, antara lain Kerajaan Pulau Punjung, Siguntur, Padang Laweh dan Koto Besar.

Berbagai peninggalan sejarah tersebut menginspirasi Pemerintah Kabupaten Dharmasraya untuk menggelar sebuah festival yang digelar maraton selama hampir lima bulan, sejak 22 Agustus 2019 sampai dengan 7 Januari 2020.