Saham-saham di Wall Street ditutup lebih tinggi karena kekhawatiran resesi memudar

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P,indeks Nasdaq

Saham-saham di Wall Street ditutup lebih tinggi karena kekhawatiran resesi memudar

Sejumlah pialang saat bekerja di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, Kamis (20/6/2019). ANTARA/REUTERS/Brendan/aa.

New York, (ANTARA) - Harga saham di Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mengakhiri pekan ini dalam catatan positif, karena kekhawatiran resesi berkurang dan pasar sedikit didukung oleh pelonggaran pasar obligasi AS serta serangkaian data ekonomi beragam.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 306,62 poin atau 1,20 persen, menjadi ditutup di 25.886,01. Indeks S&P 500 meningkat 41,08 poin atau 1,44 persen, menjadi berakhir di 2.888,68. Indeks Komposit Nasdaq ditutup bertambah 129,38 poin atau 1,67 persen, menjadi 7.895,99.

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi di sekitar penutupan pasar, dengan sektor industri naik lebih dari 1,9 persen, memimpin keuntungan.

Seluruh 30 saham unggulan atau blue-chip di Dow memperpanjang kenaikan, dengan saham Walgreens Boots Alliance dan JPMorgan Chase masing-masing naik 2,41 persen dan 2,40 persen, berada di antara saham yang berkinerja terbaik.

Saham Nvidia melonjak 7,25 persen, setelah raksasa teknologi AS itu melaporkan laba kuartal kedua yang melampaui perkiraan pasar, karena permintaan chip grafis khusus untuk video game.

Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10-tahun dan 30-tahun telah meningkat sepanjang Jumat (16/8/2019), bangkit kembali dari kerugian mendalam di hari-hari sebelumnya, yang mengurangi kekhawatiran investor atas potensi resesi.

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun naik menjadi 1,56 persen, memperlebar kesenjangannya dengan imbal hasil surat utang pemerintah 2 tahun, yang mencapai 1,49 persen pada penutupan pasar.

Sementara itu, para pelaku pasar mencerna sejumlah data beragam sejak Kamis (15/8/2019), di antaranya laporan pembelanjaan konsumen yang kuat pada Juli memberi pasar dukungan tepat waktu.

Di sisi ekonomi, sentimen konsumen AS menurun pada awal Agustus menjadi 92,1, menandai level terendah sejak awal tahun, menurut survei konsumen Universitas Michigan yang dirilis pada Jumat (16/8/2019).

"Kebijakan moneter dan perdagangan telah meningkatkan ketidakpastian konsumen, tetapi bukan pesimisme, tentang prospek keuangan masa depan mereka," kata survei itu, seraya menambahkan bahwa konsumen bereaksi keras terhadap usulan kenaikan tarif impor China pada September.

Namun belanja konsumen AS tetap kuat, karena penjualan ritel dan layanan makanan naik 0,7 persen menjadi 523,5 miliar dolar AS pada Juli, menyusul kenaikan 0,3 persen pada Juni, kata Biro Sensus AS, Kamis (15/8/2019).

Keuntungan tersebut ditunjukkan di berbagai sektor bulan lalu, termasuk ritel daring, toko grosir, ritel pakaian, dan toko peralatan elektronik. (*)