Penerima PKH di Kota Solok pada 2019 turun

id Program Keluarga Harapan,Keluarga Penerima Manfaat,KUBE

Penerima PKH di Kota Solok pada 2019 turun

Ilustrasi - Warga Keluarga Penerima Manfaat (KPM). ANTARA FOTO/Rahmad/wsj.

Solok (ANTARA) - Jumlah Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan di Kota Solok, Sumatera Barat, pada 2019 turun menjadi 2.112 keluarga dari 2.256 keluarga pada 2018.

"2.112 KPM ini dapat mengambil Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di lima elektronik warung Gotong Royong (e-Warong) di Solok," kata Kepala Dinas Sosial Kota Solok, Rosavella melalui Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Rosmiati di Solok, Rabu.

Ia menyebutkan sebelumnya hanya ada tiga e-Warong yang dibentuk pada 2017 yang menerima bantuan dari Kementerian Sosial, yaitu e-Warong Simpro Sejahtera Kelurahan Simpang Rumbio, e-Warong Maju Lancar Kelurahan Tanah Garam, dan e-Warong Harapan Bersama di Kelurahan Nan Balimo.

Hingga kini, berkembang dua e-Warong lagi di Kelurahan VI Suku dan Pasar Pandan Aia Mati (PPA).

Menurutnya, e-Warong berfungsi sebagai tempat menjual pangan murah berkualitas dan kebutuhan pokok rumah tangga dan agen bank penyalur bantuan sosial non tunai.

Selain itu juga tempat pemasaran hasil produk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan sebagai tempat layanan Koperasi Simpan Pinjam.

Sebelumnya Pemerintah Kota Solok bekerja sama dengan Kementerian Sosial RI dan Bank BRI cabang Solok meluncurkan program Elektronik Warung Gotong Royong (E-Warong) Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) pada 2017.

Adanya e-Warong juga meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan keluarga penerima manfaat bantuan sosial di Kota Solok.

"Untuk membentuk sebuah e-Warong KUBE PKH, harus membentuk KUBE jasa yang terdiri dari 10 orang anggota dan satu orang penyelia yang bertugas melakukan pendampingan, serta memiliki tempat untuk mendirikan e-Warong," ujarnya.

Rosmiati menyebutkan setiap e-Warong akan dibantu sebanyak Rp30 juta berasal dari Kementerian Sosial melalui APBN.

Sedangkan Keluarga penerima manfaat menerima sekitar Rp110 ribu. Dengan masing-masing penerima Manfaat nantinya bisa membeli satu tikar telur, beras lima kg, dan gula dan lainnya.

"Kami semua sangat bersyukur atas bergulirnya program ini. Yang paling penting adalah kita harus bersungguh-sungguh agar warung ini menjadi besar," ujarnya.

Apalagi, BPNT ini semakin memperkecil kemungkinan Keluarga penerima untuk menyelewengkan bantuan dengan membeli rokok atau hal-hal yang tidak sesuai.

Ia berharap program ini membantu ekonomi masyarakat kategori lemah dan jika bisa ekonomi masyarakat menjadi kuat, dengan sendirinya salah satu impian bersama mengurangi angka kemiskinan di Kota Solok dapat terwujud.

Menurutnya, kendala di lapangan biasanya karena rata- rata KPM bertani, sehingga mereka sering lupa mengambilnya dan mengulur waktu dalam sekali tiga bulan. Selain itu, adanya masalah jaringan atau keterlambatan penerimaan bantuan padahal sudah dikirim kementerian.

Seorang warga penerima PKH, Lana (32) merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan E-Warong, karena bisa segala kebutuhan sembako bisa terpenuhi, seperti halnya telur, beras, minyak dan lainnya.

Ia juga mengatakan, bantuan ini lebih bermanfaat lagi saat adanya kenaikan harga sembako. Penerima manfaat tidak lagi merasa bingung dan stres, karena mengingat harga sembako yang terus merangkak naik.