Pentingnya kesehatan dan kesejahteraan hewan kurban

id hewan kurban

Pentingnya kesehatan dan kesejahteraan hewan kurban

Ilustrasi hewan kurban (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Padang, (ANTARA) - Tidak lama lagi umat islam diseluruh dunia akan merayakan hari Raya Idul Adha yang ditandai dengan pemotongan hewan kurban untuk dibagikan kepada masyarakat yang berhak mendapatkannya.

Kegembiraan Idul Adha diwujudkan oleh masyarakat dengan terlibat dalam penyelenggaraan penyembelihan hewan kurban di lingkungan masing-masing.

Masyarakat berpartisipasi sebagai tenaga penyembelih, panitia kurban atau hanya menjadi sukarelawan. Banyak diantara mereka yang belum sepenuhnya memahami bagaimana ciri hewan yang sehat dan layak dijadikan sebagai hewan kurban.

Begitu pula mengenai cara menghadapi hewan kurban, bahkan tidak bersikap ihsan terhadap hewan, termasuk panitia kurban yang kurang memahami bagaimana cara menangani daging kurban sehingga memenuhi aspek keamanan pangan.

Mengingat hewan dapat menularkan bibit penyakit kepada manusia, maka hewan kurban harus dipastikan sehat selain adanya persyaratan syariah lain yang harus dipenuhi.

Hewan kurban harus memenuhi unsur-unsur kesehatan yang bertujuan untuk mendapatkan daging yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

Beberapa ciri hewan yang baik untuk dijadikan hewan kurban diantaranya mata cerah dan tidak belekan, bulu bersih dan tidak kusam, cermin hidung basah dan bersih, gerakan lincah, nafsu makan baik, kotoran normal (tidak mencret) dan tidak kurus.

Idealnya setelah hewan dinyatakan sehat, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter hewan ataupun paramedis kesehatan hewan (dibawah pengawasan dokter hewan), kemudian barulah ternak tersebut layak dijadikan hewan kurban.

Hewan yang akan dipotong tidak cacat, yang dimaksud cacat disini adalah cacat fisik seperti pincang, tanduk patah, buta, ataupun mengalami kerusakan telinga. Ternak yang akan dipotong berjenis kelamin jantan, tidak dikebiri, buah zakar lengkap dan letaknya simetris.

Kemudian ternak juga harus cukup umur, Untuk ternak kambing bisa dilihat dari gigi, bila sudah berumur lebih dari 1 tahun, maka ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap. Untuk ternak sapi/kerbau pemeriksaan gigi untuk mengetahui umur juga bisa dilakukan, bila berumur diatas 2 tahun, maka akan ditandai tumbuhnya sepasang gigi tetap.

Pelaksanaan ibadah kurban juga harus memperhatikan aspek kesejahteraan hewan, sebagaimana disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Pada umumnya, panitia pelaksana pemotongan hewan kurban adalah masyarakat umum yang masih belum benar-benar memahami arti penting kesejahteraan hewan, padahal kesejahteraan hewan memiliki hubungan terhadap keabsahan ternak untuk ibadah kurban dan produk daging yang ASUH.

Penyimpangan terhadap kesejahteraan hewan kurban sering terjadi menjelang dan saat hari raya Idul Adha. Penyimpangan kesejahteraan hewan sebelum penyembelihan dapat menyebabkan hewan menjadi stress. Tingkat stress yang tinggi akan berdampak buruk terhadap kesehatan hewan dan lebih jauh lagi akan menurunkan kualitas daging kurban. Untuk menghindari stress sebelum dipotong, hewan kurban hendaklah ditampung dikandang penampungan yang layak sesuai kapasitasnya, terlindung dari panas dan hujan, tersedia air minum dan pakan yang cukup dan puasakan hewan kurban 12 jam sebelum disembelih dengan tidak diberi pakan akan tetapi tetap diberi minum.

Penyimpangan kesejahteraan hewan juga dapat tejadi saat penyembelihan seperti pengendalian hewan yang kurang benar, perobohan hewan dengan pemaksaan yang biasanya dilakukan dengan mengikat dan menarik kaki berlawanan arah sehingga hewan akan roboh terkapar dan cedera, sehingga hewan akan tersiksa sebelum disembelih, kurangnya menjaga ketajaman alat penyembelihan serta penyembelihan yang tidak sempurna (misalnya tidak dengan sekali sayatan) sehingga pengeluaran darah tidak sempurna dan akan mempengaruhi kualitas daging kurban.

Penyembelihan dikatakan sempurna apabila pisau dapat menyayat tiga unsur utama sekaligus yakni saluran nafas, saluran makanan dan pembuluh darah. Lokasi sayatan sebaiknya dilakukan sekitar 5 jari dari sudut tulang rahang bawah pada sapi atau 3 jari dari sudut rahang bawah pada kambing/domba.

Berbagai penyimpangan terhadap kesejahteraan hewan bisa saja terjadi dan harus menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Idul Adha hendaknya dijadikan momentum untuk mengeliminasi atau menghindari penyimpangan-penyimpangan tersebut dan meningkatkan penerapan kesejahteraan hewan yang lebih luas lagi sehingga secara langsung dan tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesejahteraan hewan, maka mudah-mudahan akan menyempurnakan niat ibadah Kurban pada hari raya Idul Adha.