Kabut asap bikin jarak pandang di Pekanbaru turun jadi tiga kilometer

id kabut asap pekanbaru,kabut asap karhutla,kebakaran hutan lahan

Kabut asap bikin jarak pandang di Pekanbaru turun jadi tiga kilometer

Pengendara sepeda motor menggunakan masker pelindung pernapasan ketika kabut asap karhutla menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (30/07/2019). ANTARA FOTO/Rony Muharrman/foc.

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan jarak pandang di Kota Pekanbaru menurun menjadi tiga kilometer akibat kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan pada Rabu pagi, lebih pendek ketimbang jarak pandang pada Selasa pagi (30/7) yang masih sekitar empat kilometer.

"Jarak pandang di Kota Pekanbaru tiga kilometer. Kemarin, Kota Pekanbaru juga dikepung asap. Sedangkan di Kabupaten Pelalawan jarak pandang hanya dua kilometer," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru Yasir Prayuna, menambahkan bahwa dalam keadaan normal jarak pandang bisa di atas delapan kilometer.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, kabut asap yang meliputi Pekanbaru berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Palalawan yang berada di selatan Pekanbaru.

"Dari pantauan satelit, Pekanbaru dan Pelalawan berasap," kata Yasir.

Kendati demikian, menurut dia, jumlah titik panas indikasi kebakaran hutan dan lahan di Riau menurun menurut pantauan satelit. Pada Rabu pagi satelit hanya mendeteksi 10 titik panas di Riau, jauh lebih sedikit ketimbang jumlah titik panas yang terpantau pada Selasa (30/7), sebanyak 60 titik panas.

Titik panas terpantau di lima wilayah yakni Kabupaten Pelalawan, Kampar, Rokan Hilir, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir. Daerah paling banyak adalah Pelawan dengan empat titik panas. Sementara Kabupaten Indragiri Hilir punya tiga titik panas, dan Rokan Hilir, Indragiri Hulu, dan Kampar masing-masing punya satu titik panas.

Sementara titik api indikasi kebakaran paling banyak ada di Indragiri Hilir (tiga). Pelalawan dan Rokan Hilir masing-masing hanya punya satu titik api.

BMKG juga memantau kualitas udara di Pekanbaru menurun dari kondisi sehat ke sedang akibat kabut asap. Pada pagi hari asap biasanya pekat, namun berangsur menurun kepekatannya pada siang hari.

Hingga kini kabut asap belum sampai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.