Guru Besar FBS UNP terbitkan novel ketiga berbahasa Minangkabau

id berbahasa Minangkabau

Guru Besar FBS UNP terbitkan novel ketiga berbahasa Minangkabau

Pengarang novel berbahasa Minangkabau Rindu Banda Sapuluah yang juga Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Dr. Ermanto, S.Pd. M.Hum dengan nama pena Ermanto Tolantang (ist)

Padang, (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat Prof. Dr. Ermanto, S.Pd. M.Hum dengan nama pena Ermanto Tolantang menerbitkan novel berbahasa daerah Minangkabau.

"Novel ini merupakan karya ketiga dan ini berbahasa Minangkabau diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Tunggal Jakarta," kata Ermanto di Padang, Senin.

Novel yang ketiga dihasilkan oleh Wakil Dekan I FBS ini berjudul "Rindu Banda Sapuluah". Novel ini menyusul novel pertama yang berjudul "Tujuh Cinta Si Anak Kampung" terbit pada 2014 dan novel kedua berjudul "Sansai" terbit pada 2018.

"Secara teknis novel ini adalah sama dengan novel berbahasa Indonesia lainnya, hanya saja novel ini menggunakan bahasa Minangkabau," jelas Ermanto yang juga guru besar Linguistik UNP tersebut.

Ermanto Tolantang menjelaskan bahwa proses penulisan novel ini sama dengan proses penulisan kedua novel terdahulu yakni ditulis secara bersambung melalui media sosial hampir selama dua bulan dan setelah itu langsung diproses oleh penerbit.

"Jadi dalam proses penulisan novel ini selalu terjadi dialog dan diapresiasi secara langsung oleh para pembaca. Proses penulisan novel seperti ini tentu berbeda dengan proses penulisan cerita bersambung melalui media cetak yang tidak terjadi dialog pembaca dengab penulis atau proses penulisan novel yang langsung diterbitkan," jelasnya.

Ia mengungkapkan novel ini bercerita tentang keteguhan dan motivasi anak muda Minangkabau Banda Sapuluah (Pesisir Selatan) untuk merantau dan ingin berhasil secara ekonomi walaupun meninggalkan sang kekasih di kampung.

Ia menambahkan di dalam novel "Rindu Banda Sapuluah" ini juga dibicarakan persoalan adat pemilihan datuk dengan segala macam politik kampung dan semangat pengabdian perantau untuk membangun serta menjayakan daerah Banda Sapuluah.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, selain menerbitkan novel Rindu Banda Sapuluah, saat ini ia juga sedang menyiapkan novel berjudul "Luka Renjana" yang belum siap. Novel "Luka Renjana" jelas Ermanto juga dihasilkan melalui proses penulisan secara bersambung melalui media sosia dan selalu terjadi dialog pembaca dengan pengarang.

Ia mengharapkan, novel tersebut mampu menjadi salah satu referensi karya sastra lain dan mendapat tempat dihati pencinta novel tanah air. (*)