Sukarela, seorang warga Agam timbun bahu jalan cegah terban

id cegah terban jalan,agam

Sukarela, seorang warga Agam timbun bahu jalan cegah terban

Wakil Ketua Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Agam, Antonis (kanan) dan Pedi (pakai topi) sedang melihat penimbunan badan jalan di Ujuang Guguang, Bukik Batu Apuang, Jorong Durian Kapeh, Kecamatan Tanjungmutiara, Rabu (24/7). (ANTARA SUMBAR/ Yusrizal)

​​​​​​​Lubukbasung, (ANTARA) - Pedi (42), warga Tiku, Kecamatan Tanjungmutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menimbun bahu jalan produksi perkebunan sepanjang 300 meter di Ujuang Guguang, Bukik Batu Apuang, Jorong Durian Kapeh, kecamatan itu, Rabu (24/7).

Penimbunan bahu jalan itu menggunakan tanah di sekitar jalan tersebut dengan menggunakan alat berat ekskavator miliknya.

"Ini misi kemanusiaan saya agar bahu jalan yang baru di aspal itu tidak terban tergerus air, sehingga jalan tidak rusak," katanya di Lubukbasung, Rabu.

Ia mengatakan jalan tersebut baru diaspal hotmik pada awal 2019. Namun sepanjang jalan itu tidak memiliki drainase.

Dengan kondisi itu, tambahnya, bahu jalan tergerus air dan berpotensi terban.

"Apabila tidak saya timbun maka jalan menjadi rusak dan petani kesulitan untuk membawa tandan buah segar (TBS) dari lahan ke lokasi pengumpul," katanya.

Sebelumnya Pedi juga membuka jalan di Koto Ilalang menuju Durian Kapeh, Kecamatan Tanjungmutiara dengan panjang 300 meter dan lebar empat meter.

Sementara itu, Anggota DPRD Agam, Antonis menambahkan pihaknya telah meminta pembangunan drainase ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruan Agam, saat pengaspalan jalan itu.

Namun pembangunan drainase tidak masuk dalam paket pekerjaan atau tidak dianggarkan pada 2019.

"Saya akan mengusulkan pembangunan drainase pada APBD 2020, agar jalan tersebut menjadi aman," kata Wakil Ketua Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD setempat.

Ia menambahkan, pihaknya telah mengusulkan pembukaan jalan produksi perkebunan dan pengerasan jalan Ujuang Guguang, Bukik Batu Apuang sebanyak 10 titik pada 2015.

Pembukaan dan pengerasan jalan itu untuk memudahkan 150 petani membawa (TBS), karena di daerah itu memiliki sekitar 300 hektare lahan kelapa sawit.

Jalan tersebut sangat membantu petani untuk membawa TBS, karena sebelumnya warga membawa TBS dengan cara memikul dan gerobak.

"Petani tidak perlu lagi memikul TBS, karena mobil sudah bisa masuk ke lokasi," katanya. (*)