Perairan Mentawai waspadai gelombang enam meter hingga tiga hari ke depan

id Gelombang tinggi,Potensi gelombang tinggi

Perairan Mentawai waspadai gelombang enam meter hingga tiga hari ke depan

Pekerja berada di Masjid Al-Hakim yang terancam abrasi, di Pantai Padang, Sumatera Barat, Jumat (19/7/2019). Akibat gelombang tinggi sepekan terakhir, bagian pagar masjid yang yang masih dalam tahap pembangunan tersebut tergerus air laut, Pemkot Padang bersama pemerintah pusat mengantisipasinya dengan membangun dinding pantai menggunakan batu pemecah ombak. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Gelombang laut dengan ketinggian 1,25 meter hingga enam meter masih berpotensi terjadi di sejumlah perairan Indonesia hingga tiga hari ke depan, sehingga masyarakat diimbau untuk mewaspadai dampak yang dapat ditimbulkan terutama terhadap pelayaran.

"Peningkatan gelombang tinggi terjadi menyusul adanya pola tekanan rendah 1007 hPa di Samudera Pasifik timur Filipina dan sirkulasi di Perairan utara Papua Barat," kata Kabag Humas BMKG Taufan Maulana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 4-20 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur-tenggara dengan kecepatan 4-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Bengkulu-Enggano, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Bitung-Manado, Laut Banda, Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Dari hasil pantauan BMKG, sejumlah wilayah perairan di Indonesia berpotensi gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter seperti Selat Malaka, Perairan Timur Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Selat Ombai, Perairan Kepulauan Anambas-Natuna, Laut Natuna, Laut Natuna Utara, Selat Karimata dan Selat Gelasa, Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Tengah hingga Kepulauan Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kotabaru, Selat Makassar bagian tengah hingga selatan, Perairan Kepulauan Selayar-Sabalana, Laut Bali dan Laut Sumbawa, Selat Lombok bagian utara.

Serta di Teluk Bone bagian selatan dan Teluk Tolo, Perairan Manui-Kendari, Perairan Kepulauan Baubau-Kepulauan Wakatobi, Perairan Selatan Kepulauan Banggai-Sula, Laut Flores dan Laut Seram, Perairan Selatan Pulau Seram-Pulau Buru, Laut Banda, Perairan Kepulauan Letti hingga Tanimbar, Perairan Kepulauan Kei hingga Aru, Perairan Yos Sudarso, Laut Arafuru, Perairan Fakfak-Kaimana Perairan Amamapere-Agats.

Ketinggian gelombang yang sama juga berpotensi terjadi di Perairan Bitung-Manado, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku dan Laut Halmahera, Perairan Kepulauan Halmahera, Perairan Raja Ampat-Sorong, serta Samudera Pasifik utara Papua Barat.

Sementara itu, beberapa wilayah perairan lain di Indonesia juga berpotensi mengalami gelombang tinggi mencapai 2,5-4meter antara lain di Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, Selat Sumba bagian barat, Perairan Selatan Pulau Sumba - Pulau Sawu-Pulau Rotte, Laut Sawu, Perairan Sangihe - Kepulauan Talaud, dan juga Samudera Pasifik utara Halmahera.

BMKG juga memprakirakan sejumlah perairan lain seperti Perairan Bengkulu- Pulau Enggano, Perairan Barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Barat Lampung, serta Selat Sunda bagian selatan berpotensi mengalami gelombang yang lebih tinggi dengan kisaran antara 4-6 meter.