Padang Aro, (ANTARA) - Puluhan hektare sawah di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama tikus dan wereng.
Salah seorang petani di Kecamatan Sangir, Sawal (48) di Padang Aro, Senin, mengatakan tanaman padi miliknya diserang hama wereng, biasanya hasil panen padinya mencapai 216 kaleng atau 54 karung, tetapi sekarang hanya 27 karung atau 108 kaleng.
"Belasan hektare sawah di daerah ini hampir separohnya gagal panen. Padi banyak yang tidak berisi, bahkan ada satu piring sawah yang tidak dipanen karena semuanya gagal," ujarnya.
Dia mengatakan banyaknya padi yang tidak berisi kemungkinan karena hama wereng atau sejenis penyakit padi lainnya.
"Bukan hanya saya petani lainnya juga mengalami kejadian yang sama," katanya.
Petani lainnya di Lubuk Gadang Timur, Kecamatan Sangir Idel (26) mengatakan hasil panen padi miliknya juga berkurang karena padi tidak berisi yang berimbas berkuragnya hasil panen dan membuat petani merugi.
Saat ini katanya petani di Lubuk Gadang Timur sudah mulai lagi mengolah sawah dan semoga saja panen berikutnya bisa normal.
Sementara di Nagari Lubuak Malako, Kecamatan Sangir Jujuan, Isep (42) mengatakan di daerahnya puluhan hektare tanaman padi diserang hama tikus, bahkan ada di beberapa titik tidak ada yang bisa dipanen.
"Sudah dua kali masa panen selalu gagal akibat serangan hama tikus, dan pihak pemerintah daerah sudah turun namun belum mampu mengatasinya," ujarnya.
Padi di lahan miliknya biasanya bisa menghasilkan sampai 80 kaleng, tetapi sudah dua kali panen untuk kebutuhan keluarga pun tidak mencukupi.
"Ada juga petani yang sampai menangis melihat sawah mereka habis diserang hama tikus," katanya.
Dia menyebutkan untuk kawasan Lubuk Malako masih untung petani punya usaha lainnya seperti perkebunan karet dan sawit sehingga saat padi gagal panen masih bisa berharap dari hasil perkebunan.
Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan Tri Handoyo Gunardi mengatakan pihaknya sudah turun ke Nagari Lubuk Malako untuk mengatasi hama tikus.
"Kami sudah melakukam tindakan di Lubuk Malako dan membantu petani membasmi hama tikus," ujarnya.
Dia menyebut di Lubuak Malako belum ada petani yang mengasuransikan lahan pertanian sehingga saat ada kejadian seperti ini mereka rugi besar.
"Kalau ikut asuransi pertanian kan kerugian seperti ini bisa di ajukan klaim sehingga kerugian petani tidak terlalu besar," katanya. (*)
Berita Terkait
Target Pemkab Tanah Datar 2500 hektare sawah tercover asuransi
Kamis, 28 Maret 2024 15:18 Wib
Pemkab Tanah Datar targetkan 2500 hektare sawah tercover asuransi
Rabu, 27 Maret 2024 14:38 Wib
Trauma pasca banjir bandang, warga minta batang air di Sawah Liek di keruk dan dipasang batu bronjong
Sabtu, 23 Maret 2024 13:48 Wib
Sasar 4.400 hektare pada 2024 upaya Tanah Datar dalam Program bajak sawah gratis
Selasa, 27 Februari 2024 16:35 Wib
Program bajak sawah gratis Tanah Datar sasar 4.400 hektare pada 2024
Selasa, 27 Februari 2024 10:35 Wib
Pasaman Barat jaga ketahanan pangan dengan pertanian berkelanjutan
Selasa, 30 Januari 2024 16:56 Wib
Indonesia akan beri contoh konkret pengelolaan air di WWF 2024
Selasa, 23 Januari 2024 20:56 Wib
Seorang petani Agam ditemukan meninggal dunia di sawah
Kamis, 4 Januari 2024 19:50 Wib