Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengajak masyarakat untuk mengantisipasi potensi penyakit paru dengan mengurangi dan menghentikan kebiasaan merokok yang ditengarai menjadi salah satu penyebab.
"Perokok aktif menjadi pemicu utama orang mengidap penyakit paru. Mengurangi kebiasaan buruk itu bisa setidaknya mengurangi risiko," katanya di Padang, Sabtu.
Ia mengatakan itu saat membuka acara Kongres Nasional (Konas) Perpari 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC) di Padang.
Menurutnya penyakit paru juga menjadi ancaman besar di Sumbar karena banyak tingkat ketergantuangan masyarakat usia produktif terhadap rokok terbilang cukup tinggi.
Malangnya, menurut dia, para perokok pasif yang sebenarnya tidak tahu apa-apa juga bisa terimbas oleh kebiasaan buruk itu dan mendapatkan risiko cukup besar pula untuk menderita penyakit paru.
Irwan Prayitno berharap pertemuan para dokter paru yang terhimpun dalam Perhimpunan Respirologi Indonesia (Perpari) ini bisa menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi perkembangan dunia medis di Sumbar.
Bersamaan dengan itu pemerintah daerah, menurutnya, juga terus berupaya menurunkan prevalensi penyakit paru di Sumbar. Selain peningkatan langkah kuratif, juga dilakukan sosialisasi tentang gaya hidup sehat.
Ketua Panitia Penyelenggara Kongres Nasional Perpari Sumbar 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC), dr. Fauzar, SpPD, KP, menyampaikan Kota Padang menjadi tuan rumah kongres nasional yang dihadiri utusan Perpari cabang seluruh Indonesia, anggota Perpari dan anggota muda Perpari.
Sekitar 300 dokter spesialis penyakit dalam bidang paru mengikuti acara yang diselenggarakan selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu 13-14 Juli 2019, untuk membahas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terbaru, khususnya bidang respirologi.
"Kesehatan di Indonesia khususnya Sumbar saat ini, menghadapi masalah kesehatan triple burden yaitu masih penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi seperti paru," katanya.
Saat ini, organisasi Perpari baru ada di 12 daerah di Indonesia dan jumlah anggotanya di Indonesia baru sekitar 70 orang. Namun, berbagai iven lain yang digelar dalam rangkaian Konas ini, seperti simposium, workshop, lomba poster, serta pameran farmasi.
"Dengan kegiatan ini, kami berharap membahas berbagai macam problematika penyakit paru-paru di Indonesia serta penanganannya, terutama di Sumbar. Dilayani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten menggunakan standar pelayanan dengan biaya yang terjangkau serta mendapatkan informasi yang atas kebutuhan pelayanan kesehatan," jelas Fauzar.
Acara tersebut ikut dihadiri oleh Ketua Umum DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD-KP, FINASIM, FCCP, Dekan Fakultas Kedokteran Unand, sejawat dokter dari berbagai rumah sakit, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam dari seluruh Indonesia.
Berita Terkait
Sawahlunto raih prestasi pembangunan, penurunan kemiskinan ekstrem dan stunting
Kamis, 18 April 2024 11:53 Wib
Gubernur Sumbar: Cuaca ekstrem dapat pengaruhi inflasi di daerah
Kamis, 18 April 2024 10:51 Wib
Gubernur: Eskalasi Timur Tengah tidak berdampak langsung bagi Sumbar
Kamis, 18 April 2024 10:19 Wib
Pemprov Sumbar akan bangun cekdam antisipasi banjir lahar dingin
Kamis, 18 April 2024 9:14 Wib
BI sebut tekanan inflasi Sumbar turun setelah Lebaran
Kamis, 18 April 2024 9:13 Wib
Peningkatan kendaraan alasan ubah rute one way Padang-Bukittinggi
Kamis, 18 April 2024 5:14 Wib
Gubernur Sumbar pastikan pelayanan publik normal setelah libur Lebaran
Selasa, 16 April 2024 18:32 Wib
Sumbar kuatkan potensi diaspora Minangkabau untuk bangun daerah
Selasa, 16 April 2024 13:27 Wib