Tokyo (ANTARA) - Harga minyak mentah naik di perdagangan Asia pada Senin pagi, menambah keuntungan di sesi sebelumnya karena data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan, meskipun kenaikannya diperlemah oleh kekhawatiran atas perang perdagangan AS- China yang berkepanjangan.
Minyak mentah berjangka Brent naik 10 sen atau 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 64,33 dolar AS per barel pada pukul 00.48 GMT (07.48 WIB). Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 14 sen atau 0,2 persen menjadi 57,65 dolar AS per barel.
"Buka sangat hati-hati pagi ini didukung oleh (non-farm payrolls) yang lebih baik dari yang diharapkan," kata Managing Partner Vanguard Markets, Stephen Innes, di Bangkok. "Pedagang tetap sangat berhati-hati tentang ekonomi global yang suram."
Kedua tolok ukur minyak turun pekan lalu karena kekhawatiran tentang ekonomi global yang melambat melebihi risiko untuk pasokan. Brent turun lebih dari 3,0 persen dan WTI merosot lebih dari 1,5 persen.
Pertumbuhan lapangan pekerjaan AS rebound tajam pada Juni, laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja yang diawasi ketat menunjukkan pada Jumat (5/7/2019), menunjukkan perlambatan tajam dalam perekrutan Mei mungkin sekali saja.
Pengusaha-pengusaha AS menambahkan 224.000 pekerjaan bulan lalu, terbesar dalam lima bulan, laporan menunjukkan.
Tetapi perang perdagangan AS-China telah mengurangi prospek pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.
Kurangnya kemajuan konkret dalam menyelesaikan perang perdagangan yang sengit antara Amerika Serikat dan China, bagaimanapun, berarti standar bisa sangat tinggi bagi Federal Reserve (Fed) AS untuk tidak menurunkan biaya pinjaman pada pertemuan kebijakan 30-31 Juli.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow telah mengkonfirmasi perwakilan penting dari AS dan China akan bertemu dalam minggu mendatang untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Namun, pesanan mesin inti Jepang turun untuk pertama kalinya dalam empat bulan pada Mei, merupakan penurunan bulanan terbesar dalam delapan bulan dalam tanda yang mengkhawatirkan bahwa ketegangan perdagangan global berdampak pada investasi perusahaan.
Minyak menerima beberapa dukungan dari ketegangan yang membara di Iran dan setelah perpanjangan pekan lalu untuk pengurangan produksi oleh OPEC dan sekutunya.
Berita Terkait
Pertamina cek kualitas BBM dua SPBU di Kota Padang
Jumat, 5 April 2024 19:12 Wib
Antisipasi tumpahan minyak di perairan Dumai
Rabu, 3 April 2024 21:19 Wib
Kilang Balikpapan tingkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel
Minggu, 31 Maret 2024 11:46 Wib
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib